Sabtu 23 Apr 2022 01:10 WIB

Haedar Nashir Berpesan Agar Setiap Orang tak Berbuat Kerusakan di Bumi

Ketum PP Muhammadiyah mengajak masyarakat memperingati Hari Bumi pada 22 April 2022.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengajak masyarakat memperingati Hari Bumi pada 22 April 2022, dengan membangun kesadaran untuk memakmurkan bumi. Dia berpesan pada peringatan Hari Bumi, setiap orang ingat Allah untuk senantiasa merawat bumi dengan amanah, adil, dan ihsan.

"Jadikan Hari Bumi sebagai ikhtiar membangun kesadaran kolektif seluruh warga dunia dan warga bangsa Indonesia untuk merawat, mengolah, memakmurkan bumi sebagai satu-satunya tempat kita berhuni, tempat tinggal dan menjalani kehidupan yang tidak ada gantinya dengan penuh pertanggungjawaban yang tinggi," kata Haedar melalui keterangan tertulis di Kota Yogyakarta, Jumat (22/4/2022).

Dia mengatakan, dalam segala keragaman manusia, baik perbedaan ras, bangsa, maupun golongan, semuanya berpijak di atas tanah bumi. Karena itu, diperlukan aksi nyata secara bersama-sama dan berkelanjutan untuk melakukan usaha seperti penghijauan hutan, mengubah gaya hidup yang boros energi, membersihkan polusi dan membangun infrastruktur fisik yang ramah lingkungan.

Meski demikian, menurut Haedar, jika hanya dilakukan seorang diri atau sebagian kelompok. Hal tersebut tidak ada artinya. Haedar juga berharap Hari Bumi dapat menjadi momentum membangkitkan kesadaran kolektif untuk tidak mengeksploitasi, merusak dan menghancurkannya atas nama apapun "Hari Bumi ini jadikan sebagai kesadaran bersama untuk membangun bumi ini,menghuninya dengan baik, damai, bersatu dan menjaga kelangsungannya."

Manusia merupakan bagian dari alam yang mempunyai peran atau tugas khusus yakni sebagai khalifah di bumi sesuai Alquran Surat Al-An'am ayat 165. "Jangan sampai kita fasad fi al-ardh (berbuat kerusakan di bumi), membangun tetapi juga merusak. Peradaban manusia sangat tergantung pada eksistensi dan keberadaan bumi tempat kita tinggal," ujar Haedar.

Dia berharap, dengan adanya Hari Bumi yang rutin setiap tahun diperingati dapat terus menyadarkan setiap generasi bahwa aktivitas deforestasi yang tak bertanggung jawab, pencemaran lingkungan, ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan hal-hal yang membuat bumi semakin rusak segera ditinggalkan. Pasalnya,  di mana lagi manusia harus tinggal jika bukan di planet ini.

"Semoga kita dapat menyebarluaskan kesadaran merawat bumi ini kepada generasi muda, generasi milenial yang akan mewarisi bumi di masa yang akan datang. Didik dan ajari mereka untuk senantiasa merawat bumi dan tidak merusaknya," kata Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement