Rabu 20 Apr 2022 01:59 WIB

Masjid Jamik Tarok Bukittinggi, Sudah Eksis Sejak 1830

Masjid ini sempat dikunjungi Wakil Presiden Mohammad Hatta saat pulang kampung.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ilham Tirta
Masjid Jamik di Bukittinggi.
Foto: Dok Republika
Masjid Jamik di Bukittinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Kota Bukittinggi di Sumatra Barat, tercatat memiliki delapan masjid tua yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Salah satu masjid tua di Kota Wisata itu adalah Masjid Jamik Tarok. Masjid ini terletak di Jalan Sutan Syahrir Nomor 39, Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Ketua Pengurus Masjid Jamik Tarok, Irman Bahar mengatakan, Masjid Jamik Tarok mulai dibangun pada 1950 dan tuntas pada 1956. Tapi sejatinya eksistensi masjid ini sudah berlangsung selama lebih kurang dua abad, yakni sejak 1830-an.

Baca Juga

"Berdasarkan catatan yang ada, cikal bakal Masjid Jamik Tarok ini sudah ada sejak 1830-an, sama halnya dengan masjid tua lainnya di Bukittinggi," kata Imran, Selasa (19/4/2022). Diketahui masjid ini sempat bernama Masjid Jamik Al-Anshar.

Kini bangunan masjid tersebut sudah terbuat dari beton. Sebelumnya, masjid itu dibangun dengan kayu.

Sebelum dipugar dan dibangun dengan beton, bentuk Masjid Jamik Tarok serupa dengan masjid tua lainya di Bukittinggi. Yakni berarsitektur panggung dengan atap berundak-undak tumpang tiga dari ijuk.

Ketika dibangun ulang, masjid ini meninggalkan arsitektur lamanya dan memiliki arsitektur baru. Kini bangunan masjid ini mengusung bangunan persegi dengan tiga kubah besar berukuran sama, sekilas masjid ini hampir mirip dengan Masjid Raya Medan.

Imran menyebut, saat selesai dibangun dengan beton pada 1954 lalu, masjid ini sempat dikunjungi Wakil Presiden Indonesia kala itu, Mohammad Hatta. Hatta mampir ke Masjid Jamik Tarok ketika ia sedang pulang ke kampung halaman.

"Waktu itu Wakil Presiden Indonesia yang pertama tersebut melakukan kunjungan ke Kota Bukittinggi, tepatnya pada 7 April 1954," ujar Imran.

Masjid Jamik Tarok baru-baru ini kembali direnovasi. Pengerjaannya sudah dimulai sejak 9 Maret 2022 lalu yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar.

Pembangunan ulang ini diperkirakan menelan biaya Rp 40 miliar lebih dengan rencana pengerjaan lima tahun ke depan. Renovasi masjid ini menggunakan APBD Pemko Bukittinggi. Masjid ini dibangun dengan tiga tingkat yang direncanakan mempertahan arsitektur yang saat ini.

"Pembangunan ini berdasarkan inisiatif dan keinginan bersama masyarakat, ninik mamak, dan tokoh masyarakat Tarok," kata Irman.

 

Ia menjelaskan, alasannya karena masjid yang kini berdiri tak lagi nyaman dijadikan sebagai tempat beribadah. Karena sudah terdapat beberapa kerusakan pada bagian bangunan masjid. Salah satunya beberapa titik langit-langit masjid yang bocor. Kemudian posisi masjid juga Berada jauh ke bawah dari permukaan jalan raya dan sekitarnya. Jadi ketika hujan pengurus harus menaruh ember yang banyak untuk menampung air hujan. Selain itu, posisi masjid yang berada di tengah perkotaan dan jalan lintas tak lagi mampu menampung banyaknya jamaah, apalagi ketika shalat Jumat.

 

Pantauan Republika, setiap ibadah shalat Jumat, Jamaah Jumat di Masjid Jamik Tarok selalu melimpah keluar. Karena kapasitas masjid tidak bisa lagi menampung jumlah masyarakat kita yang semakin banyak. Terlebih lokasi masjid ini berada di sekitar beberapa sekolah. Kemudian karena letaknya yang strategis di pinggir salah satu jalan utama di BUkittinggi, masjid ini juga kerap disinggahi oleh wisatawan dan pelancong dari berbagai daerah lain.

Imran berharap setelah direnovasi, Masjid Jamik Tarok lebih megah dan dimakmurkan lebih banyak jamaah.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement