REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pasca-Sarjana Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia (YARSI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan saat arus mudik Lebaran 2022 perlu disesuaikan dengan perkembangan sarana transportasi saat ini.
"Situasi sekarang berbeda dengan situasi mudik sebelum pandemi Covid-19," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (15/4/2022).
Tjandra mengatakan, saat ini sudah ada jalan tol dengan jarak tempuh panjang di Jawa, di sebagian Sumatra dan kawasan lainnya, sehingga tantangan kesehatan bagi pengemudi berbeda dengan sebelumnya. Pun dengan penempatan pos kesehatan yang juga perlu disesuaikan dengan rest area jalan tol dengan segala spesifikasinya.
Tjandra yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mendorong otoritas terkait untuk mempertimbangkan sistem rujukan saat ada kecelakaan dan masalah di jalan tol. Sistem rujukan tersebut disiapkan untuk membawa pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap secara alat medis dan tenaga kesehatan di luar jalan tol.
"Serta bagaimana kalau ada masalah kesehatan di antara dua rest area yang jaraknya mungkin cukup jauh satu dengan lainnya," katanya.
Tjandra mengatakan, perlu disiapkan langkah mitigasi terhadap penyakit Covid-19 yang tetap harus diwaspadai kemungkinan penularannya kepada pemudik, khususnya di tengah kemunculan subvarian Omicron seperti XE, XD, dan XF. "Minat mudik sekarang juga dapat saja amat tinggi karena sudah dua tahun tidak mudik dan sarana nonjalan raya juga makin baik, seperti kereta api, pesawat, kapal feri dan lainnya. Walaupun tetap harus dipertimbangkan para pemudik yang menggunakan sepeda motor," katanya.
Tjandra mengatakan agenda mudik sebelum pandemi, pemerintah pernah menyediakan sekitar 700 pos kesehatan, puskesmas dan rumah sakit di sepanjang jalur mudik, termasuk di bandara, pelabuhan, stasiun kereta api dan terminal bis di seluruh Indonesia. "Jumlah yang akan disiapkan sekarang tentu akan disesuaikan dengan perkembangan sarana transportasi yang ada. Pos pelayanan kesehatan juga dapat didirikan di lokasi-lokasi strategis seperti tempat ibadah dan lokasi wisata," kata dia.
Juga perlu diadakan pemeriksaan kesehatan terhadap pengemudi kendaraan umum. Pemeriksaan faktor risiko pengemudi ini antara lain meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, alkohol dan amphetamin dalam urin.
"Tentu mendekati waktu para pemudik berangkat nanti, sekitar seminggu mendatang, maka akan dilakukan berbagai penyuluhan kesehatan tentang anjuran mudik sehat, yang memang selalu dilakukan ketika sebelum pandemi Covid-19 ini," ungkap Tjandra.