Rabu 13 Apr 2022 22:58 WIB

Gubernur Lampung Dukung Tuntutan Aliansi Lampung Memanggil

Aliansi Lampung Memanggil gelar aksi demo sampaikan tuntutan untuk pemerintah

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nashih Nashrullah
Mahasiswa berunjuk rasa di depan gerbang masuk DPRD Provinsi Lampung, Lampung, Rabu (13/4/2022). Unjuk rasa Gabungan BEM Mahasiswa atau Aliansi Lampung Memanggil tersebut menuntut pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), menstabilkan harga minyak goreng serta menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu 2024.
Foto: ANTARA FOTO/Ardiansyah
Mahasiswa berunjuk rasa di depan gerbang masuk DPRD Provinsi Lampung, Lampung, Rabu (13/4/2022). Unjuk rasa Gabungan BEM Mahasiswa atau Aliansi Lampung Memanggil tersebut menuntut pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), menstabilkan harga minyak goreng serta menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay menyetujui dengan menandatangani semua tuntutan aksi demo mahasiswa tergabung dalam Aliansi Lampung Memanggil di halaman DPRD Lampung, Rabu (13/4/2022) petang. 

Aksi mahasiswa dari berbagai elemen perguruan tinggi negeri dan swasta dan juga organisasi mahasiswa di Provinsi Lampung berlangsung aman dan lancar, meski terdapat tujuh orang mahasiswi jatuh pingsan karena dehiderasi di terik matahari pada Ramadhan ini. 

Baca Juga

Gubernur Arinal Djunaidi dan Ketua DPRD Mingrum Gumay mendatangi mahasiswa di lapangan dan menandatangani tuntutan aksi mahasiswa.

Mingrum Gumay membacakan tuntutan mahasiswa yang telah disetujui yakni, menolak dengan tegas kenaikan harga BBM, menjamin harga stabilitas kebutuhan pokok, reformasi agraria, dicabutnya cipta kerja, akses kesehatan, pendidikan gratis, mengecam tindakan represif gerakan rakyat. 

 

“Kami menghargai dan mengapresiasi aspirasi yang disampaikan mahasiswa Aliansi Lampung Memanggil, kami menyetujui dan menandatangani tuntutan ini,” kata Mingrum Gumay di hadapan para mahasiswa. 

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Lampung Memanggil menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD dan Pemprov Lampung, Rabu (13/4/2022) siang. Mereka mendesak masuk halaman kantor namun terhalang kawat berduri yang dipasang polisi. 

Aksi para mahasiswa yang menuntut stabilitas harga bahan pokok kepada pemerintah pusat pada siang hari di tengah terik matahari tersebut, membuat tujuh mahasiswi jatuh pingsan, karena dehiderasi. Empat mahasiswi tersebut dibawa mobil ambulan PMI yang telah siaga di dekat aksi. 

Perwakilan elemen mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Lampung tersebut bergantian orasi mengenai tuntutan mereka, dan juga membaca puisi dan doa di depan pintu gerbang Kantor Pemprov Lampung. Aparat polisi dan anggota Satpol PP Pemprov Lampung membuat pagar betis di depan gerbang. 

Demo mahasiswa dari pagi hingga pukul 14.00 tersebut membuat akses jalan menuju Kantor Gubernur Lampung ditutup. Warga yang akan melintas dialihkan polisi ke jalur alternatif. Namun, sebagian pengendara motor masih ada yang sengaja melintas pagar pembatas. 

Amir, perwakilan mahasiswa dari perguruan tinggi swasta di Bandar Lampung mengatakan, aksi mahasiswa mewakili aspirasi masyarakat yang mengeluhkan naiknya harga bahan pokok seperti minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya, termasuk bahan bakar minyak. 

“Kami meminta pemerintah pusat menurunkan harga-harga bahan pokok seperti minyak goreng, BBM, dan juga bahan pokok rakyat lainnya,” kata Amir, di sela-sela aksi unjuk rasa. 

Mahasiswa terus mendesak agar bisa masuk halaman gedung DPRD dan Kantor Gubernur Lampung. Namun, pengamanan yang ketat ditambah dipasangnya kawat berduri menghalangi niat mahasiswa menerobos masuk gerbang. Aksi ini juga diikuti pengemudi ojol dan juga ibu-ibu pengajian.     

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement