REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Memasuki pekan kedua Ramadhan 1443 Hijriah, harga ayam broiler dan cabe merah serta cabai hijau di pasar tradisional di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah justru menurun. "Harga ayam brioler sampai kemarin turun dari Rp42.000 menjadi Rp40.000 per kilogram. Sementara cabai rawit merah dan hijau dari Rp100.000 menjadi Rp80.000 per kilogram," kata Kabid Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi UMKM dan Perindustrian Palangka Raya, Hadriansyah di Palangka Raya, Rabu (13/4/2022).
Nilai bahan pangan yang tercatat di Disperindag "Kota Cantik" itu merupakan harga rata-rata di kalangan pedagang di Pasar Kahayan yang berkonsep tradisional modern. Meski untuk dua bahan pangan itu terjadi penurunan harga, namun juga tercatat terjadi kenaikan harga untuk cabe merah biasa dari Rp70.000 menjadi Rp80.000 per kilogram.
Selain itu juga bawang merah dari Rp30.000 menjadi Rp32.000 per kilogram dan ketela pohon dari Rp5.000 menjadi Rp7.000 per kilogram. Sementara itu, harga kebutuhan pokok lain yang dijual pedagang di pasar yang dikelola Pemerintah "Kota Cantik" itu cenderung stabil.
Harga beras yang dijual di pasar tradisional berkonsep modern itu berada di kisaran Rp10.000-Rp16.000 tergantung jenis. Gula pasir Rp15.000 per kilogram, minyak goreng curah Rp14.000 dan minyak goreng merk bimoli dan sejenisnya mulai Rp21.000 per liter.
Daging sapi murni Rp140.000 per kilogram, ayam kampung Rp65.000 per kilogram. Telur ayam broiler Rp1.900 per biji dan telur ayam kampung Rp2.500 per biji.
"Meski terjadi fluktuasi harga, namun untuk stok di tingkat pedagang maupun distributor masih aman. Untuk itu, masyarakat jangan berlebihan dalam berbelanja," katanya.
Dia menambahkan, dalam rangka menjaga ketersediaan bahan pangan, pihaknya secara rutin melakukan pemantauan di lapangan. Termasuk koordinasi dengan Perum Bulog dan para distributor. Sementara itu, sebelumnya Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin juga meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan yang tidak wajar selama Ramadhan hingga Idul Fitri.
Dia mengatakan, kenaikan itu sering kali bukan karena ketersediaan stok tetapi ulah sejumlah pedagang atau pelaku usaha yang mencoba mencari keuntungan saat momen besar tersebut. Fairid juga meminta seluruh anggota TPID bekerja maksimal untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap distribusi bahan pokok masyarakat. Demikian juga untuk Pertamina dan Migas agar dapat memastikan tidak terjadi kelangkaan kelangkaan BBM dan elpiji bersubsidi 3 kilogram.