REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir masuk dalam daftar calon presiden yang paling diminati Nahdlatul Ulama (NU) di survei Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS). Erick menduduki peringkat teratas bersama Khofifah Indar Parawansa dan Muhaimin Iskandar yang sudah lama menjadi warga Nahdliyin.
Dekan Fisipol UGM, Dr. Wawan Mas’udi, mengatakan, hasil itu lantaran kedekatan dan kemampuan Erick mengambil hati Nahdliyin ditambah profesionalisme Erick memimpin Kementrian BUMN. Mudahnya Erick dicintai warga Nahdliyin karena NU merupakan organisasi massa Islam yang sangat flexibel dan mampu menerima semua umat Islam baik itu yang puritan maupun biasa saja.
Sikap profesionalisme yang dimiliki Erick, diyakini Wawan mampu membuatnya masuk ke simpul organisasi keagamaan lainnya seperti Muhammadiyah. Profesionalisme dinilai Wawan bisa melewati segala halangan yang bisa dikontribusikan semua lini.
Menurut dia, sejauh profesionalisme tersebut bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat, tentu Erick bisa masuk ke semua lapisan masyarakat, lintas suku, kelompok maupun agama. "Ini semua beyond politics dengan merangkul seluruh lapisan masyarakat untuk dapat memulihkan ekonomi Indonesia. Itu namanya politik dengan visi yaitu mengembangkan ekonomi kerakyatan. politik dengan visi tersebut memiliki daya ungkit tersendiri," kata Wawan.
Proses saling mengenal antara Erick dan NU diyakini Wawan merupakan proses jangka panjang. Namun dengan niat baik Erick untuk melakukan pengembangan ekonomi warga Nahdliyin dinilai Wawan tidak menjadi hambatan bagi Menteri Erick untuk menjadi bagian dari NU. Karena kedekatan yang dibangun Erick ke NU bukan semata-mata kedekatan politik.
Sehingga tokoh seperti Erick yang profesional yang mau mendekat menjadi bagian dari NU, tentu akan diterima oleh seluruh warga Nahdliyin. Bahkan warga Nahdliyin menyambut positif kedekatan Erick, sebab salah satu agenda terbesar NU adalah melakukan transformasi dan penguatan ekonomi masyarakat hingga akar rumput.
"Pak Erick dengan latar belakang pengusaha dan profesional bisa mengisi ruang kosong di NU berupa penguatan ekonomi warga Nahdliyin. Sehingga kedekatan Erick dan NU bisa berkontribusi positif bagi warga NU," kata Wawan.
Rencana membentuk badan usaha milik NU dinilai Wawan merupakan bukti kedekatan Erick ke warga Nahdliyin bukan semata-mata karena kedekatan politik. Namun sudah dalam bentuk pengabdian dan kemanfaatan bagi warga NU. Jika Erick bisa menggembangkan ekonomi melalui simpul-simpul NU di daerah seperti kepetani, pesantren, koprasi, Wawan percaya akan efektif untuk mendorong perekonomian Nasional.
"Dengan merangkul NU melalui simpul-simpul ekonomi di warga Nahdliyin sangat strategis untuk mendorong perekonomian Nasional dan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Siapapun yang berhasil masuk ke simpul ekonomi kerakyatan NU otomatis bisa menjadi bagian dari preferensi politiknya warga Nahdliyin," ucap Wawan.
Dapat dekat dan mengambil hati warga Nahdliyin menurut Wawan merupakan langkah strategis bagi capres dan cawapres yang ingin maju di pilpres 2024 mendatang. Ini dikarenakan NU merupakan organisasi masa Islam moderat terbesar di Indonesia. Bahkan masa NU memiliki jejaring yang sangat luas hingga seluruh pelosok Indonesia.
NU saat ini memiliki jejaring masa yang terdiri dari kultural mupun struktural. Struktural melalui jalur pesantren yang dimiliki oleh NU. Sedangkan jejaring kultural melalui PBNU hingga akar rumputnya. Meski semua warga NU tidak bisa diarahkan, namun menurut Wawan kecenderungan Nahdliyin taat kepada kepemimpinan NU dan kiyai.
"Organisasi lain yang di bawah NU seperti Ansor, Fatayat dan Muslimat NU. Itu semua pengorganisasian masa politiknya NU. Dan jumlahnya sangat signifikan. Sehingga Erick yang berhasil merebut hati NU merupakan langkah strategis dan penting," ujar Wawan.