Selasa 12 Apr 2022 07:43 WIB

DPRD Sulsel Desak Pemprov Atasi Ketersediaan Minyak Goreng Curah

Ada dugaan minyak goreng curah dibungkus ulang dalam kemasan lalu dijual.

Ketua Komisi B DPRD Sulsel, Rachmatika Dewi
Foto: Facebook
Ketua Komisi B DPRD Sulsel, Rachmatika Dewi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Komisi B DPRD Sulawesi Selatan mendesak pemerintah provinsi setempat segera mengatasi ketersediaan minyak goreng curah karena semakin sulit didapatkan masyarakat. "Seharusnya pemprov bisa segera mengatasi persoalan minyak goreng yang semakin sulit ditemukan masyarakat," ujar Ketua Komisi B DPRD Sulsel, Rachmatika Dewi saat rapat dengar pendapat di kantor DPRD setempat di Makassar, Senin (11/4).

Ia mengingatkan tentang kinerja Dinas Perindustrian Pemprov Sulsel dalam pengawasan penjualan minyak goreng. Selama ini, pihaknya tidak dilibatkan dalam pengawasan itu. Begitu pula saat pembahasan tentang stok minyak curah yang tersedia untuk didistribusikan kepada masyarakat, apalagi di tengah Bulan Puasa ini.

Baca Juga

"Kalau soal pengawasan, kami punya banyak jaringan di lapangan, itu bisa membantu pengawasan. Maka dari itu kita minta dilibatkan juga agar semua transparan," katanya.

Anggota Komisi B DPRD Sulsel, Vera Firdaus, mengungkapkan laporan diterima dari konsituennya, ada dugaan minyak goreng curah dibungkus dalam kemasan lalu dijual untuk mendapatkan keuntungan besar. Informasi tersebut berasal dari Kabupaten Pinrang. "Pernah saya tanya, katanya lagi kosong (pengemasan minyak curah, Red), masih menunggu kemasan baru. Saya menduga ada permainan, kalau dikatakan tidak tahu, dan butuh ditunjukkan, saya siap," ungkapnya.

Kepala Dinas Perindustrian Sulsel Ahmadi Akil dalam RDP tersebut menyebut sejauh ini hanya satu produsen yang menyalurkan minyak goreng curah, yakni PT Tanjung Sarana Lestari. Hal itu sesuai permintaan Bulog, sedangkan PT Muslim Mas belum menyalurkan karena tidak ada permintaan usai dilakukan inspeksi mendadak.

"Sudah saya hubungi pihak PT Muslim Mas, katanya sudah mau menyalurkan minyak curahnya. Itu alasannya tidak bisa hadir dalam rapat," kata dia.

Ia menjelaskan, keterlambatan penyaluran minyak goreng curah karena pelimpahan peralihan pengawasan dari Kementerian Perindustrian ke Pemprov Sulsel baru dilakukan pada 18 Maret lalu. Begitu pula sosialisasi dilaksanakan sepekan sebelumnya, sehingga pengawasan berjalan lamban.

"Kalau mau bicara jujur, hingga kini kami belum tahu data lengkap terkait distribusi, kami harus data ulang kembali untuk penyalurannya serta jumlah distributornya," katanya.

Asisten Manager PT Sinar Mas Agro Resouces and Techology Tbk Donatus menyebut 601 ton minyak goreng curah didistribusikan sejak Maret 2022. Sedangkan hingga 10 April sudah mencapai 302 ton minyak goreng curah. Untuk harga yang dilepas ke distributor Rp 13.333 dan jatah penyaluran Maret-April sebanyak 2.500 ton.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement