REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menargetkan sepanjang 2022, ada tujuh pasar tradisional dan satu pusat perbelanjaan modern di Pulau Dewata yang menerapkan dan melaksanakan program Sehat, Inovatif, Aman, Pakai (SIAP) QRIS.
"Sampai dengan saat ini, kami telah melaksanakan program SIAP QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di tiga pasar," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Bali, Sabtu (9/4/2022).
Trisno dalam acara peresmian program SIAP QRIS dan Digitalisasi Pembayaran di Pasar Tradisional Galang Ayu, Pemogan, Kota Denpasar itu menyampaikan komitmen BI untuk terus mendorong akseptansi digital khususnya melalui QRIS di pasar tradisional. "Seiring dengan relaksasi PPKM, kegiatan aktivitas transaksi jual beli masyarakat khususnya di pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi akan meningkat," ujar Trisno.
Hal tersebut akan meningkatkan produktivitas sektor riil, yang pada akhirnya akan berdampak pada perbaikan ekonomi. Menurut Trisno, bagi para pedagang dan kalangan UMKM, QRIS memiliki banyak manfaat yang bisa dirasakan yaitu cara bayar yang higienis dan transaksi tercatat dan langsung masuk rekening sehingga mudah dimonitor.
Kemudian, tidak perlu uang kembalian, bebas risiko pencurian dan uang palsu, mengikuti tren pembayaran terkini dan murah dan bebas biaya bagi usaha mikro (0 persen sampai Juni 2022) serta membangun profil kredit untuk kemudahan mendapatkan pinjaman. Di Bali, hingga saat ini telah ada 434.541 merchant dan 191.197 pengguna QRIS dengan transaksi bulanan mencapai 1,1 juta senilai Rp104 miliar.
Terkait dengan digitalisasi pembayaran dan SIAP QRIS yang dilaksanakan di Pasar Galang Ayu tersebut dikarenakan merupakan salah satu pasar tradisional dengan konsep modern yang terletak di lokasi strategis Kota Denpasar. "Bagi pembeli dan pedagang yang bertransaksi menggunakan QRIS di Pasar Galang Ayu selama periode satu bulan (9 April-9 Mei 2022) akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan berbagai voucher belanja bernilai total Rp 5 juta," ujar Trisno.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengingatkan efektivitas dan kelancaran perekonomian suatu negara atau daerah sangat dipengaruhi oleh sistem pembayaran yang dimiliki. "Arah pengembangan perdagangan dengan sistem pembayaran berbasis digital di tengah pandemi pun menjadi tak terelakkan. Perkembangan teknologi digital terhadap inovasi potensi daerah adalah kunci dan tantangan terbesar kita bersama," ucapnya.
Cok Ace menyampaikan, melalui SIAP QRIS bisa menjadi awal yang baik untuk mengedukasi masyarakat dan lebih dekat dengan transaksi pembayaran digital. "Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bali bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali yang dapat merealisasikan program SIAP QRIS ini," kata dia.