Kamis 07 Apr 2022 15:13 WIB

Belalang Kembara Rusak Tanaman, Tani Center IPB Galang Solidaritas buat Warga Sumba Timur

mengancam sekitar 250 ribu penduduk setempat mengalami kelaparan

Foto: Tani Center IPB/istimewa
serangan belalang kembara di rumah warga yang ada di Sumba Timur

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Tani Center IPB University bersama sejumlah lembaga menggagas aksi sosial untuk membantu warga di Sumba Timur yang sedang menghadapi masalah serangan hama belalang kembara. Populasi belalang yang mulai merusak pertanaman dan persawahan bisa mengancam sekitar 250 ribu penduduk setempat mengalami kelaparan.

“Untuk itu kita ingin ada gerakan IPB Peduli dengan rencana mengirimkan para ahli maupun bantuan dalam bentuk dana tunai agar membantu warga di Sumba Timur,” kata Prof Hermanu Triwidodo, kepala Tani Center IPB University, dalam keterangannya kepada media di Bogor, Kamis (7/4/2022).

Dalam aksi peduli ini, Tani Center IPB menggandeng Klinik Tanaman IPB, Gerakan Petani Nusantara (GPN), Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), MaxFM 96.9, dan Yayasan Masster. Aksi peduli ini diwujudkan dengan gerakan 1 Kg beras/jagung untuk 2 kg belalang kembara.

Hermanu menjelaskan gerakan ini telah digulirkan sejak minggu lalu. Donasi beras atau jagung yang terkumpul, kata dia, nantinya ditukarkan dengan belalang hasil tangkapan masyarakat. Setiap dua kg belalang akan ditukarkan dengan 1 kg beras/jagung.

“Gerakan ini dimaksudkan sebagai upaya mengurangi serangan belalang kembara di Sumba Timur. Dengan Gerakan ini diharapkan dapat memicu aksi kolektif dari para pihak seperti pemda, petani, dan masyarakat luas,” katanya.

Hasil pemantauan langsung yang telah dilakukan Tani Center IPB ke lokasi, saat ini belalang kembara telah menyerang sekitar 2.772 hektare kebun jagung. Lalu ada sebanyak 483 hektare tanaman padi sudah dirusak oleh belalang kembara.

Hermanu mengatakan serangan belalang kembara sepertinya tidak akan segera berkurang sebab. Ia menilai saat ini belalang sedang berada pada fase migratory, dimana belalang bergerak secara massif menyerbu dan memakan tanaman di tiap kebun, sawah, ladang penggembalaan, dan memangsa apa saja yang mereka lalui.

“Saat ini belalang juga sudah menyerbu pemukiman. Belalang memenuhi halaman, jalan dan ruang terbuka sekitar rumah. Ini sudah sangat mengkhawatirkan,” tutur Hermanu.

Umbu Diky, kepala Desa Palangggai, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menceritakan betapa ancaman belalang kembara ini sudah sangat meresahkan warganya.“Serangannya sudah sangat menganggu kehidupan kami di rumah. Semua ini sangat menakutkan kami,” ujarnya.

Afly Uru Emu, perempuan tani asal Desa Mbatakapidu, Sumba Timur, menyampaikan kecemasannya terhadap populasi belalang yang telah merusakan tanaman jagung miliknya.

“Sekarang ini belalang sudah mulai banyak di sekitar kebun. Tanaman jagung di kebun itu untuk makan kami. Semoga tidak habis dan bisa dipanen karena kalau tidak kami susah untuk makan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement