REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan, Erick Thohir bisa mendongkrak tingkat elektabilitas calon presiden (capres) yang ingin maju pada Pemilu 2024. Hal itu terlihat dari survei Lembaga Indikator Politik Indonesia.
"Nama Erick Thohir mendongkrak persentase elektabilitas tiga capres dalam hasil survei Lembaga Indikator Politik Indonesia," kata Adi Prayitno melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut Adi, tiga capres tersebut, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Adi menilai, seringnya Erick Thohir berdialog dan bersosialisasi dengan masyarakat berimbas pada reputasinya sehingga publik mulai melirik sosok eks bos Inter Milan itu.
"Belakangan Erick terlihat rajin sosialisasi, muncul dalam event politik, aktif dialog dengan masyarakat. Mungkin variabel ini yang bisa membuat publik mulai melirik Erick," katanya.
Menurut dia, Erick relatif muncul dalam berbagai survei karena tidak lepas dari akselerasi politiknya belakangan ini yang selalu dikaitkan dengan Pilpres 2024. Dalam simulasi survei, posisi Erick kerap dipasangkan sebagai calon wakil presiden (cawapres). "Bukan sebagai capres karena memang secara individual elektabilitas Erick masih kalah jauh dari Prabowo, Ganjar, dan Anies," ujarnya.
Selain Erick, kata dia, jika dikomparasikan dengan data lain, posisi cawapres favorit lainnya adalah Sandiaga Uno. "Itu artinya perlu kerja lebih keras untuk meningkatkan elektabilitas dari Erick secara pribadi," ujar Adi.
Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei opini publik terkait dengan capres untuk Pemilu 2024. Dari hasil survei tersebut, nama Menteri BUMN Erick Thohir termasuk yang dipertimbangkan. Berdasarkan hasil survei, dalam simulasi 33 nama capres, nama Erick Thohir masuk di urutan 11 dengan perolehan elektabilitas 1,2 persen. Sementara itu, di simulasi 19 nama capres, dia berada pada urutan kesembilan dengan hasil 1,3 persen.