REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan instalasi pengolahan limbah tambak udang vaname agar berdaya manfaat dan mampu menjaga keseimbangan ekosistem laut.
"Semua limbah tambak udang vaname itu muaranya ke laut, kami ingin ini dibuat satu jalur dan diolah sehingga ekosistem terjaga dan bisa mengambil manfaat dari limbah itu," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Senin (4/4/2022).
Algafry dalam waktu dekat akan membahas pemanfaatan limbah udang vaname itu bersama dinas terkait dan tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). "Pembudidayaan udang vaname di daerah ini cukup tinggi, terutama yang dikelola pihak perusahaan dengan produktivitas sangat tinggi," kata dia.
Berdasarkan hasil riset dari KKP bahwap roduktivitas budi daya udang vaname, bisa 1.000 ekor udang sekali tebar per meter persegi. Hasilnya bisa sampai 12 ton per 1.000 m2, namun total sedimen di tambaknya sampai 20 ton bobot kering.
Sedimen dari air buangan limbah tersebut menghasilkan nitrogen 325 kilogram, 253 kilogram fosfor dan 2.042 kilogram sedimen karbon organik. "Sisa pakan udang juga sangat tinggi, limbahnya bisa dimanfaatkan tanpa harus dibuang ke laut," kata Algafry.
Kepala DPMPTK Kabupaten Bangka Tengah, Aisyah Sisylia mengatakan, sebanyak 16 perusahaan tambak udang vaname beroperasi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Nilai investasi mereka mencapai Rp77,5 miliar.
Sebanyak 16 perusahaan tambak udang vaname itu adalah CV Gunung Prima (tiga titik) dengan nilai investasi Rp 27,3 miliar. Kemudian PT Tanjung Langka Tri Anugerah dengan nilai investasi Rp 1 miliar, PT Syirimpi Daya Lestari dengan nilai investasi Rp 7,7 miliar, PT Berkah Bumi Laut Sentosa dengan nilai investasi Rp3,2 miliar.
PT Anugerah Laut Bangka Rp 3 miliar, PT Vannamei Berkah Bersama Rp 9,4 miliar, CV Mutiara Budidaya Rp 1,2 miliar, PT Rudi Candra Rp 1 miliar. Selanjutnya PT Tanjung Langka Berkarya dengan nilai investasi Rp 4 miliar, PT Panorama Lintas Timur nilai investasi Rp 9,5 miliar.
CV Anugerah Kencana Mandiri dengan nilai investasi Rp 6 miliar, PT Lautan Samudra Sukses Rp 6,1 miliar dan PT Central Protein Prima Tbk dengan nilai investasi Rp 10,1 miliar.