Rabu 30 Mar 2022 23:59 WIB

Transaksi Pasar Modal di Sulsel Capai Rp 4,21 Triliun

Tingkat inklusi masyarakat terhadap saham meningkat cukup signifikan.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi Maluku Papua (Sulampua) mencatat nilai transaksi pasar modal pada Januari-Februari 2022 di Sulawesi Selatan mencapai Rp 4,21 triliun.
Foto: OJK
Logo Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi Maluku Papua (Sulampua) mencatat nilai transaksi pasar modal pada Januari-Februari 2022 di Sulawesi Selatan mencapai Rp 4,21 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi Maluku Papua (Sulampua) mencatat nilai transaksi pasar modal pada Januari-Februari 2022 di Sulawesi Selatan mencapai Rp 4,21 triliun.

Kepala OJK 6 Sulampua Moh Nurdin Subandi di Makassar, Rabu (30/3/2022), mengatakan, jumlah transaksi saham yang cukup signifikan pada awal tahun ini, tentu berpotensi melebihi total transaksi saham selama 2021 yang mencapai Rp 39,05 triliun dan 2020 sebesar Rp 20,41triliun. "Tingkat inklusi masyarakat khususnya terhadap produk saham memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tentu ini harus terus kita dorong ke depan," kata Subandi.

Baca Juga

Ia menjelaskan, salah satu bukti perkembangan pasar modal di Sulsel baik saham, reksadana dan surat berharga negara (SBN), bisa dilihat dari jumlah rekening investasi yang sampai Februari 2022 ini telah mencapai 224.799 rekening.

Mengenai kondisi pasar modal yang masih terpusat di Kota Makassar dan umumnya dilakukan kaum milenial, pihaknya terus mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar untuk lebih mempopulerkan pasar modal di berbagai daerah di Sulsel. BEI Makassar sejauh ini sudah melakukan beberapa langkah. Termasuk salah satunya membuka galeri-galeri investasi di sejumlah kampus baik di Makassar ataupun di Parepare.

"Fahmi Amirullah (Kepala BEI Makassar) telah membuka galeri-galeri investasi di beberapa kampus dan perkantoran yang mudah terjangkau. Saya juga meminta agar BEI Makassar rutin sosialisasi ke daerah-daerah agar bisnis pasar modal semakin dikenal masyarakat luas," ujarnya.

Sementara itu, Fahmi mengatakan bahwa memulai investasi di pasar modal pada dasarnya tidak membutuhkan modal yang besar karena saat ini sudah memasuki zaman inklusi yang diperuntukan untuk semua kalangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement