Selasa 29 Mar 2022 23:03 WIB

Menkes: Penanganan Tuberkulosis Butuh Investasi Ilmu Pengetahuan

TB bisa dihilangkan pada tahun 2030 jika vaksin yang efektif tersedia pada 2025.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyatakan, penanganan tuberkulosis (TB) membutuh investasi di bidang ilmu pengetahuan demi mengakhiri penyakit menular pada 2030. Dengan meningkatkan jaringan kolaboratif dan kemitraan multilateral, maka dunia dapat mengembangkan diagnosa, vaksin, terapi, dan sistem surveilans TB yang cukup efektif dan efisien.

"Kita harus berinvestasi dengan lebih cerdas untuk mengalahkan pembunuh penyakit menular terkemuka ini dan untuk mengakhirinya pada tahun 2030," ujar Budi dalam G20 Side Event Tuberkulosis di Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (29/3/2022).

Baca Juga

Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Budi juga menyampaikan Indonesia mempromosikan penguatan arsitektur kesehatan global dan mengadvokasi layanan TB esensial. Negara G20 dapat meningkatkan surveilans TB di antara pasien suspek, kontak dekat, dan populasi berisiko tinggi.

"Penemuan kasus berbasis risiko dan proaktif untuk pasien TB klinis dan subklinis adalah sangat penting, dengan mendekatkan alat diagnostik ke masyarakat, termasuk melalui x-ray dan teknologi molekuler," kata dia.

Kemudian, meningkatkan penggunaan obat regimen yang lebih pendek dan pengobatan pencegahan TB untuk memaksimalkan dampak. "Regimen baru adalah kesempatan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan, pengobatan yang berpusat pada orang, dan mengurangi efek samping obat," kata Budi.

Selain itu, berinvestasi secara memadai dan berkelanjutan dalam penelitian dan pengembangan vaksin TB yang lebih baik. Menurut dia, TB bisa dihilangkan pada tahun 2030 jika vaksin yang efektif tersedia pada tahun 2025.

Director General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, berinvestasi dalam upaya mengakhiri TB bagian dari kesiapsiagaan pandemi di masa depan. Upaya itu meliputi penerapan dan pembaruan alat-alat, teknologi kecerdasan digital dan buatan, serta paket perawatan komprehensif yang dapat mendukung kesuksesan pengobatan TB.

"Kemajuan dalam kesehatan masyarakat bergantung pada inovasi pembiayaan untuk penelitian TB, setidaknya dapat mendorong penemuan alat baru, termasuk vaksin," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement