REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) bersama jajaran Polres Kota Tidore Kepulauan (Tikep) Maluku Utara (Malut) memastikan stok minyak goreng menjelang Ramadan di Pasar Sarimalaha cukup tersedia aman.
Kepala Bidang Fasilitasi Sarana Distribusi Perdagangan Disperindagkop Andi Kirana di Ternate, Jumat (25/3/2012), mengatakan, minyak goreng saat ini berlaku dua harga. Yaitu minyak goreng curah untuk tol laut seharga Rp 18.000 tetapi dijual di pedagang biasa sudah menjadi Rp 20.000/liter.
"Saya mencontohkan, minyak goreng dengan kemasan sederhana dari tol laut seharga Rp 20 ribu/liter, pedagang biasa menjual seharga Rp 22.000 dan kalau minyak goreng yang di botol dari tol laut seharga Rp 22 ribu sampai Rp25 ribu," kata Kirana.
Menurutnya, minyak goreng yang umum yang dijual di Kota Tikep saat ini dengan berbagai merek, mulai minyak goreng Bimoli hingga Kunci Emas seharga Rp 22 ribu hingga Rp 24 ribu/liter. "Untuk bisa menjangkau stok minyak goreng sampai menjelang Ramadan, maka, sebelum tanggal 28 Maret 2022 nanti, kemungkinan besar minyak goreng bisa masuk di Tidore dengan kapal tol laut," ujar Andi Kirana.
Tentunya, dengan melihat jumlah penduduk di Kota Tikep saat ini, menurut Andi Kirana, persediaan minyak goreng masih terpenuhi, dibandingkan tahun lalu minyak goreng sampai berlebihan stoknya. Andi Kirana menegaskan, minyak goreng tidak bisa dijual keluar karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Tikep.
"Kalaupun dijual keluar maka dipastikan akan ditahan," tegasnya.
Ia menyebut seperti terjadi beberapa minggu lalu, persediaan minyak goreng dari Kota Ternate kosong sehingga stoknya diambil dari Tidore Kepulauan. "Kami sudah pantau di pasar Sarimalaha dan minggu depan saya dan Kadis akan melakukan turun langsung pengecekan di dataran Oba, tentunya, akan bersama dengan Komisi II DPRD juga turut memantau distributor minyak goreng," ujarnya.
Dia menilai, dari hasil pengecekan stok minyak goreng di lapangan yang tersedia di Kota Tidore Kepulauan akan diperkirakan bertahan hingga dua bulan ke depan. "Saya mengimbau kepada pedagang untuk tidak menjual minyak goreng ke luar dari wilayah Kota Tidore Kepulauan, sehingga stok kebutuhan minyak goreng tetap terjaga," ujarnya.