REPUBLIKA.CO.ID, Afrizal Rosikhul Ilmi/ Wartawan Republika.co.id di Mandalika, Lombok Tengah
Semilir angin sedikit meredakan terik matahari yang begitu menyengat di area Sirkuit Pertamina Mandalika. Suhu yang mencapai 37 derajat celsius membuat keringat mengucur deras membasahi tubuh. Tenggorokan pun kering menuntut air segar untuk membasahinya.
Kaki pun melangkah menuju tenda putih untuk berteduh dari ganasnya sinar matahari.
Di sana terduduk seorang lelaki paruh baya termenung sendirian. Republika.co.id menghampirinya untuk menanyakan tempat membeli air minum. Tapi, dengan kebaikan hatinya, lelaki itu malah mengambilkan sebotol air mineral dari tenda sebelah.
Republika.co.id menyambut kebaikan hati lelaki tersebut dan mulai berbincang-bincang. Usut punya usut, lelaki bernama Taufik Hidayat itu ternyata bertugas sebagai cleaning service di area paddock Sirkuit Pertamina Mandalika. Dia bahkan sudah bekerja sebagai cleaning service di sirkuit Mandalika sejak event World Superbike (WSBK).
Tapi Taufik mengaku lebih bersemangat di event MotoGP ini karena bisa melihat pembalap ketika melaksanakan tugasnya membersihkan toilet di dalam paddock. Karena bukan pecinta MotoGP, Marc Marquez adalah satu-satunya pembalap yang dikenalinya. Ia mengaku pernah melihat pembalap Repsol Honda itu bersepeda di area paddock saat senggang.
"Seneng banget yah bisa terlibat di event MotoGP ini, karena saya bisa lihat pembalap dari dekat. Saya sempat lihat Marquez bersepeda, tapi sayangnya kita nggak boleh foto-foto gitu," kata pria berusia 41 tahun itu kepada Republika.co.id, Ahad (20/3/2022).
Ia mengaku tidak terlalu mengikuti olahraga MotoGP. Tapi bagaimana pun, kata dia, momen bersama pembalap seperti Marc Marquez tentu layak untuk diabadikan. Pria yang bertempat tinggal di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat itu ingin memamerkan bahkan membingkai fotonya dengan Marquez jika keinginannya bisa terwujud.
"Itu momen langka bisa satu lokasi sama Marquez apalagi kalo bisa selfie," katanya.
Taufik bekerja membersihkan 18 toilet yang ada di dalam paddock setiap hari. Ia melakukan tugasnya dengan senang hati.
Meskipun sebagai seorang cleaning service, Taufik ternyata punya pengalaman yang jarang dialami oleh banyak orang. Pria berusia 41 tahun itu ternyata pernah mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kota Mataram.
"Saya dari tahun 1998 itu kerja sebagai cleaning service di eks bandara Selaparang. Lalu di tahun 2018 saya nyaleg dari partai Golkar, tapi kalah. Makannya sekarang jadi cleaning service lagi," ujarnya.
Taufik menghabiskan sekitar Rp 300 juta dari hasil menjual berbagai aset yang dimilikinya untuk modal kampanye. Saat itu dia mendapatkan nomor urut 7 di Dapil IV Selaparang. Namun ia belum beruntung dan harus rela menerima kekalahan. "Ya sekarang akhirnya saya kerja serabutan salah satunya jadi cleaning service di Sirkuit Mandalika ini," kata Taufik.