REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Tahun 2022 ditatap dengan penuh optimisme oleh sejumlah pihak dalam mengembalikan perekonomian daerah. Walaupun varian omicron sempat menjadi ancaman, masifnya gerakan vaksin booster yang dilakukan pemerintah cukup efektif menekan jumlah kasus dan meningkatkan kesembuhan penderita Covid-19 di berbagai daerah. Banyuwangiyang merupakan salah satu destinasi tujuan wisata di ujung timur jawa pun terkena dampak positif, yakni adanya peningkatan jumlah pengunjung wisatawan.
Lonjakan jumlah kunjungan wisatawan tersebut otomatis berdampak positif terhadap tingkat okupansi hotel (tingkat keterisian hotel), penggunaan jasa travel, hiburan, kuliner dan souvenir serta penjualan produk UMKM di Banyuwangi. Beberapa produk UMKM Banyuwangi yang ikut pulih dan mengalami peningkatan permintaan seperti anyaman bambu dan kopi banyuwangi. Salah satunya Sukron Makmur, Ketua Pengrajin Anyaman Bambu Desa Gintangan, Banyuwangi ini mulai merasakan dampak positif dari perlahan pulihnya ekonomi Banyuwangi. Permintaan souvenir anyaman berbahan dasar bambu seperti Lampu gantung, topi, Kopiah, Caping dan sendal yang tadinya sempat anjlok hingga 70% saat pandemi, saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kebanyakan permintaan souvenir ini berasal wilayah Jawa dan Bali.
“Walaupun sempat mengalami penurunan omset selama dua tahun terakhir sampai 70%, Desa Gintangan saat ini sudah perlahan dikunjungi wisatawan sehingga sedikit banyak kami dapat pemasukan darisana. Selain itu kami juga mengekspor bambu (bahan baku) ke Maldives hingga 15ribu lonjor bambu. Tidak hanya Sumber Daya Alam bambu saja, namun Sumber Daya Manusia (SDM) pengrajin bambunya juga mengerjakan di Maldives, itu semua karena kualitas SDA dan SDM dari Desa Gintangan, Banyuwangi itu sendiri,” ujar Sukron, Jumat (18/3/2022).
Setali tiga uang dengan Sukron, Ahmad Sapowy, supplier kopi khas Banyuwangi ini juga kecipratan berkah dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi pandemi yang terus terkontrol membuat Kedai Kopinya di Dusun Pesucen, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi terus dikunjungi banyak wisatawan lokal. Kopi Banyuwangi yang terkenal dengan Arabica dan Luwak nya ini memang sangat disukai oleh para pelancong baik domestik dan mancanegara. Ahmad mengatakan walaupun situasinya belum kembali seperti sebelum pandemi, ia cukup gembira dengan banyaknya wisatawan yang datang dan mencicipi kopi-kopi bubuk yang ia buat sendiri langsung didapurnya.
“Dulu memang domestik sendiri permintaannya cukup banyak hingga dua ton, namun sekarang perlahan permintaan sudah membaik walaupun masih di angka kuintal. Permintaan paling banyak sendiri memang kopi jenis arabica dan luwak yang sangat khas aroma dari wilayah Ijen,” kata Ahmad.
Meningkatnya permintaan berbagai jenis produk UMKM ini didukung penuh oleh berbagai pihak. Tidak hanya pemerintah daerah yang terus melakukan pengembangan Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata, ada pula Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) juga mendukung penuh geliat ekonomi khususnya UMKM di Kota Banyuwangi melalui program Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dorongan dari salah satu BUMN itu untuk terus membantu UMKM tumbuh juga merupakan bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2020.
Besarnya penyerapan di berbagai sektor menjadi indikasi semakin kuatnya pemulihan daya beli masyarakat serta gerak perekonomian yang semakin membaik. Kedepan Askrindo tetap berkomitmen untuk berpartisipasi memperkuat pemulihan ekonomi nasional khususnya melalui Penjaminan Kredit di segala sektor usaha yang kredibel.