REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) mendapat kesempatan pertama mencoba instalasi mobile digital x-ray dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yakni FDR Nano. Direktur Utama RSUI, Dr dr Astuti Giantini mengatakan, dengan hadirnya instalasi FDR Nano, para tenaga kesehatan RSUI dapat meningkatkan pelayanannya kepada pasien.
Sehingga, ke depannya, bisa menjadi bukti bahwa kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia semakin canggih, cepat dan mudah didapatkan masyarakat. "Instalasi alat inovatif di rumah sakit kami akan sangat mendukung layanan kesehatan yang diberikan untuk para pasien," ujar Astuti dalam jumpa pers di RSUI, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (18/3/2022).
Kehadiran alat ini merupakan kerja sama antara RSUI dan JICA (Japan International Coorperation Agency) melalui FujiFilm Indonesia untuk mendukung program pengembangan dan pelayanan kesehatan di RS. Instalasi FDR Nano dapat membantu para ahli kesehatan mendiagnosais beberapa penyakit, seperti atelektasis, kalsifikasi, fibrosis, nodul, efusi pleura, kardiomegali, pneumothorax, dan sebagainya melalui foto rontgen.
Selama ini, kata dia, foto rontgen untuk pasien harus dilakukan dengan alat besar dan berada di ruangan tertentu. Sehingga pasien yang sakit harus menempuh perjalanan ke RS terdekat, dan pasien di RS pun harus berpindah ke ruangan khusus. Namun, sesuai dengan adanya FDR Nano yang lebih mudah dipindahkan membuat pasien bisa tetap berada di tempat masing-masing.
Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan foto rontgen pun lebih cepat, dengan hasil yang tepat dan akurat. Managing Director of FujiFilm Asia Pacific, Haruto Iwata mengatakan, teknologi FDR Nano merupakan hasil dari perjalanan panjang perseroan di bidang kesehatan. Dari berbagai belahan dunia, termasuk Asia-Pasifik, kata dia, semuanya mengapresiasi salah satu inovasi unggulan yang dihadirkan FujiFilm.
"Kami sangat bersyukur dan bangga dapat memperkenalkan solusi ini untuk pertama kalinya di rumah sakit universitas terkemuka di Indonesia yakni RSUI," kata Haruto.
Inisiatif FujiFilm Indonesia sejalan dengan visi dan misi dari RSUI untuk menjadi rumah sakit pendidikan berkelas dunia pada 2030. Hal itu juga sekaligus menyelenggarakan pendidikan interprofesional bidang kesehatan yang komprehensif dan mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna.