REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berencana menyediakan asuransi pohon untuk mengeklaim kerugian dampak pohon tumbang. Dinas mencatat ada sebanyak 14 pohon tumbang di 14 titik di Kota Tangsel selama cuaca ekstrem yang terjadi sekitar sebulan belakangan.
Menanggapi banyaknya pohon tumbang, pihak DLH Tangsel memastikan terus melakukan upaya perawatan sekaligus penanganan hingga upaya pengasuransian.
"Jumlah pohon tumbang selama cuaca ekstrem angin kencang termonitor ada 14 pohon tumbang, sudah sebulan belakangan ini," ujar Kepala Dinas DLH Wahyunoto kepada Republika.co.id, Jumat (18/3/2022).
Wahyu mengatakan, selain upaya pemeliharaan, langkah penanganan terhadap dampak dari pohon tumbang juga disiagakan. Tercatat, dari 14 titik pohon tumbang selama sebulan terakhir ini, ada empat kendaraan yang tertimpa oleh pohon tumbang. Dia menyebut akan menyediakan pengasuransian pohon untuk mengklaim kerugian pada kendaraan-kendaraan yang tertimpa.
Dia mengatakan ihwal asuransi tersebut perlu dilakukan, terlebih bagi kendaraan tertimpa pohon tumbang yang tidak diasuransikan. Dia menargetkan langkah itu akan direalisasikan pada 2023 mendatang.
"Salah satu jalannya adalah kita mengasuransikan pohon untuk klaim kendaraan atau rumah yang diakibatkan oleh pohon tumbang. Diklaimnya diajukan kepada perusahaan asuransi yang sudah kita bayarkan untuk meng-cover kejadian-kejadian yang diakibatkan oleh pohon," ujarnya.
Wahyu menjelaskan, pihaknya melakukan upaya perawatan secara rutin terhadap pohon-pohon yang menjadi aset Pemkot Tangsel. Perawatan yang dilakukan di antaranya berupa pemotongan batang atau dahan pohon yang disinyalir berpotensi mengalami tumbang saat cuaca ekstrem.
"Kita sudah punya jadwal pemeliharaan termasuk pemotong-pemotongannya, jadwal ini tentu sesuai dengan kapasitas kita, tanggung jawab kita pohon-pohon yang dipelihara selama ini di-fasos fasum di jalan Pemkot Tangsel," tuturnya.
Selama ini, perawatan yang dilakukan oleh pihak DLH Tangsel meliputi upaya pemangkasan pohon lindung yang rawan tumbang. "Yang paling utama kita pangkas ya pohon-pohonnya, sesuai dengan kondisi lingkar diameter batang, kondisi kedalaman akar, dan kemampuan daya topangnya. Jadi itu dipangkas agar tidak menjadi rawan tumbang atau patah pohon-pohon lindungnya," tuturnya.
Lebih lanjut, Wahyu menuturkan, pihaknya akan menggandeng tingkat kelurahan atau kecamatan untuk menyiapkan sumber daya manusia sekaligus anggaran pemeliharaan pohon-pohon. Hal itu agar upaya antisipasi terhadap kembali terjadinya sejumlah pohon tumbang saat musim angin kencang.
"Nanti kita dorong bila perlu di keluarahan kecamatan juga menganggarkan untuk pemeliharaan perawatan pohon. Bila perlu ada petugas pemotong di masing-masing kelurahan karena kalau semuanya dihandel tersentral di DLH tentang yang sedemikian banyak pohon se-Tangsel enggak efektif dan efisien," ujarnya.