Kamis 17 Mar 2022 22:37 WIB

Warga Khawatir Kenaikan Harga Minyak Goreng Merembet ke Harga Kebutuhan Pokok Lain

Warga di Kota Bandung mengaku kaget dengan kenaikan harga minyak goreng kemasan.

Rep: Arie Lukihardianti, Dea Alvi Soraya/ Red: Andri Saubani
Pekerja menata minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Pahlawan, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Kamis (17/3/2022). Pemerintah mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan, selanjutnya harga minyak goreng kemasan akan diserahkan ke mekanisme pasar dengan menyesuaikan nilai keekonomiannya. Di Kota Bandung, harga minyak goreng kemasan naik menjadi Rp47.800 per dua liter yang semula Rp28.000. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja menata minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Pahlawan, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Kamis (17/3/2022). Pemerintah mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan, selanjutnya harga minyak goreng kemasan akan diserahkan ke mekanisme pasar dengan menyesuaikan nilai keekonomiannya. Di Kota Bandung, harga minyak goreng kemasan naik menjadi Rp47.800 per dua liter yang semula Rp28.000. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setelah sempat menjadi komoditas langka, minyak goreng sekarang membanjiri pasar. Namun, harganya mengalami kenaikan dari Rp 38 ribu menjadi Rp 47 ribu per 2 liter.

Menurut Heppi Hapsari (48 tahun), warga Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat, harga minyak goreng sekarang sangat mahal. Semua emak-emak, harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli komoditas ini.

Baca Juga

"Gaji kan ngga naik, sekarang harga minyak mahal gini mau gimana. Ini baru minya goreng loh, belum daging, telur, bumbu. Rasanya harga kebutuhan ini makin berat," ujar Heppi kepada Republika, Kamis (17/3/2022).

Menurut Heppi, sebagai ibu rumah tangga dengan gaji suami yang pas-pasan, mau tak mau ia harus melakukan pengiritan.

"Ya paling, kalau masak minyaknya sedikit dikurangi. Jadi agak awet minyaknya. Semoga dengan gini ga kolesterol juga," katanya.

Senada dengan Heppi, warga Soreang Kabupaten Bandung, Novi Nurul, mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng yang cukup tinggi. Ia khawatir, akan memicu kenaikan harga makanan yang lain.

"Aku mah khawatir saja kenaikan minyak goreng merembet ke harga bahan pokok lainnya. Terutama jajanan yang pakai minyak, kayak batagor, seblak dan lainnya," katanya.

Sementara menurut warga Lembang, Rachmawati, ia merasa berat dengan kenaikan harga minyak goreng ini. Tapi, bagaimana lagi karena tak ada pilihan harus dibeli juga. Namun, ia menyiasatinya dengan lebih berhemat menggunakan minyak.

"Ya gimana lagi, dari pada langka susah nyarinya kalau beli harus antri. Ya udah harga mahal juga dibeli yang penting ada," katanya. 

Eti, salah satu pembeli di Griya Yogya, Kota Bandung mengaku selama dua bulan terakhir kesulitan mendapatkan minyak goreng. Namun kini, ketika subsidi dicabut dan pasokan minyak goreng mudah kembali mumpuni, Eti mengaku terkejut dengan harga yang dipatok. 

“Kemarin nyari susah, cuma dikasih dua liter Rp 28 ribu, sekarang sampai Rp 47.900 per 2 liter, mahal banget sampai dua kali lipat," ujarnya saat tengah berbelanja, pada Rabu (16/3/2022).

Harga minyak goreng kemasan premium di seluruh toko ritel di Kota Bandung memang kompak meroket, imbas pencabutan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan dari pemerintah pusat. Berdasarkan pantauan, Kamis (17/3/2022), harga minyak goreng kemasan premium di Yogya Group mencapai Rp 47.900 untuk kemasan dua liter. 

Berdasarkan pantauan di toko-toko ritel di Kota Bandung, di Superindo dibanderol dengan harga Rp. 45.500 untuk ukuran serupa. Di Hypermart, harga minyak goreng kemasan dua liter merek Filma dibanderol dengan harga Rp 40.000, sedangkan di Alfamart dipatok seharga Rp 49.300. Berdasarkan merek, minyak goreng kemasan premium ukuran dua liter merek Tropikal, Sania, dan Fortune yang dijual di Alfamart dibanderol dengan harga Rp 49.200 hingga Rp 49.500. Sedangkan, merek Barco dihargai Rp 36.000 per liter.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement