Kamis 17 Mar 2022 16:49 WIB

751 Dokter Meninggal Saat Pandemi, Ini Mitigasi IDI Sekarang

Tahun 2021 merupakan tahun yang kelam di dunia medis karena banyak dokter meninggal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDO) Dr Daeng M Faqih, mengatakan saat ini pihaknya telah memiliki strategi mitigasi sebagai upaya pencegahan terinfeksi Covid-19 bagi para dokter. Berdasarkan data Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), sebanyak 751 dokter meninggal selama pandemi Covid-19.

"Kalau dokter bekerja di pelayanan sangat rentan tertular. Maka dibuatkan pedoman supaya para dokter yang menangani Covid-19 maupun pasien lain yang mungkin OTG mengidap Covid-19 supaya tak gampang tertular, itu ada pedomannya. Berkali-kali sudah disosialisasikan," kata Faqih di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga

Ia pun memastikan IDI melalui Satgas Covid-19 IDI juga selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam rangka pemenuhan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan para dokter saat bekerja. Selain itu, IDI juga mendorong agar setiap tenaga kesehatan mendapat vaksinasi Covid-19 hingga dosis ketiga atau booster.

"Jadi upaya itu sudah kami lakukan dengan baik. Semoga dengan upaya itu angka kematian dan tertularnya dokter juga tenaga kesehatan berkurang. Buktinya, sejak Omicron ini angka kematian dokter berkurang dibanding gelombang lain," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban mengatakan dari 751 dokter yang meninggal dunia, tahun 2021 merupakan tahun yang kelam di dunia medis. Tercatat, sebanyak 495 dokter meninggal dunia selama 2021 dengan paling banyak berasal dari Jawa Timur dan Jakarta. "Infeksi varian delta memang sangat berat, menaikkan jumlah pasien, korban yang meninggal juga lebih banyak," kata dia.

Bahkan, sambung Zubairi, saat gelombang Delta sempat terjadi kejadian luar biasa mulai dari penuhnya rumah sakit hingga kosongnya sejumlah sejumlah alat medis, seperti oksigen. Tak hanya itu, persedian obat pun sangat terbatas jumlahnya. "Dokter sakit pun bisa mengalami keterlambatan dan kehabisan ruang rawat," tutur Zubairi.

Zubairi pun bersyukur di tahun 2022 penanganan Covid-19 sudah semakin baik. Meskipun, masih ada empat dokter yang meninggal dunia saat berjuang melawan pandemi Covid-19.

"Empat (dokter meninggal selama 2022) itu relatif tidak banyak dibandingkan 2020 maupun 2021. Mengapa? Karena memang kita baru tiga bulan. Kedua, karena sebagian besar sudah vaksin dua kali, bahkan cukup banyak sudah pakai booster sehingga orang tidak tertular," ujarnya.

Berdasarkan data Tim Mitigasi PB IDI, dari 751 dokter yang meninggal, 397 merupakan dokter umum, kemudian 346 dokter spesialis dan delapan dokter residen. Laporan paling banyak datang dari Provinsi Jawa Timur sebanyak 169 kematian, kemudian disusul Provinsi Jawa Barat 118 kematian, Provinsi Jawa Tengah sebanyak 106 kematian dan DKI Jakarta sebanyak 97 kematian.

Adapun kematian terbanyak terjadi pada tahun 2021 yakni sebanyak 495 kematian pada dokter. Sementara di tahun 2022 ini tercatat empat kematian telah terjadi. Pada tahun 2020 awal pandemi kematian tercatat sebanyak 252.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement