REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 10 unit tank medium Harimau hasil kerja sama Indonesia-Turki tahap pertama selesai diproduksi pada Rabu (16/3), menurut keterangan KBRI Ankara dalam siaran yang diterima di Jakarta, Kamis (17/3). Peresmian 10 unit produksi pertama tank tersebut dilaksanakan di pabrik perusahaan sistem pertahanan Turki FNSS di Ankara.
Peresmian itu dihadiri oleh Ketua Presidensi Industri Pertahanan Turki Ismail Demir, Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen Agus Subiyanto, dan sejumlah perwira tinggi TNI AD, serta perwakilan PT Pindad. Pada tahap awal tank canggih itu direncanakan akan diproduksi 18 unit untuk TNI AD.
"Ini adalah model kerja sama industri pertahanan yang ideal antara Indonesia dan Turki. Kerja sama dilakukan mulai dari tahap desain dan pengembangan hingga produksi bersama, sehingga benar-benar mengakomodasi kebutuhan spesifik di Indonesia," kata Dubes Lalu Muhamad Iqbal.
Sebanyak 10 unit telah diproduksi di pabrik FNSS di Kota Ankara, dan delapan unit sisanya masih dalam tahap produksi di pabrik PT Pindad, Kota Bandung. Tank kelas medium yang mulai digagas melalui kerja sama pada 2010 itu sepenuhnya didesain dan dikembangkan oleh dua perusahaan industri kendaraan lapis baja terbaik di Indonesia dan Turki, yaitu FNSS dan PT Pindad.
Setelah tahap desain dan pengembangan selesai, produksi bersama dimulai secara resmi pada 2019. "Keberhasilan kerja sama pengembangan dan produksi ini membuktikan keunggulan teknologi Indonesia dan Turki dalam memproduksi kendaraan lapis baja. Kita pantas berharap bahwa kerja sama yang sudah kuat terbangun di antara kedua negara akan semakin kuat di masa mendatang," ujar Letjen Agus.
Tank yang dalam versi Turkinya diberi nama Kaplan tersebut merupakan tank terbaik di kelasnya di dunia saat ini. Tank tersebut dirancang dengan sejumlah keunikan. Meskipun memiliki sistem perlindungan paling baik dan berat optimal, tenaga penggerak tank itu tetap paling besar di kelasnya sehingga lebih lincah di medan tempur dibandingkan produk sejenis lainnya.
Tank itu juga termasuk dalam generasi baru karena menggunakan sistem persenjataan, elektronik, dan kontrol yang terbaru dibanding tank sekelasnya yang ada saat ini. Desain interior tank itu juga dibuat sedemikian rupa untuk kenyamanan dan keamanan maksimal awak tank. Jenis tank Harimau dianggap paling sesuai dengan kebutuhan medan tempur di Indonesia.
"Pemerintah Indonesia mendorong untuk mengembangkan model serupa ke jenis persenjataan lainnya guna memenuhi kebutuhan pokok minimum TNI," ujar Dubes Iqbal.
Sebelum diproduksi secara massal, prototipe tank itu telah menjalani sejumlah ujian berat, mulai dari uji tembak, uji balistik, uji medan di Indonesia dan Turki hingga uji ledakan ranjau. Seluruh tahap ujian dilewati dengan hasil sangat memuaskan dan berhasil mendapatkan sertifikat, baik dari Angkatan Bersenjata Turki maupun TNI AD.
Tank Harimau tersebut juga merupakan tank pertama produksi Indonesia yang sepenuhnya sudah memenuhi standar dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). FNSS merupakan salah satu industri kendaraan militer dan lapis baja terbaik di dunia saat ini. Sejumlah produk FNSS sudah digunakan di sejumlah negara NATO, Timur Tengah, dan Asia Pasifik.