Rabu 16 Mar 2022 18:26 WIB

Soal PTM, Ini Kata IDI

Jika PTM tetap dilakukan ada ketentuan yang harus dipenuhi sekolah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di salah satu sekolah negeri Kota Malang, Senin (14/3/2022). PTM resmi baru dilakukan kembali per 14 Maret 2022 setelah sempat dialihkan secara daring selama sebulan akibat Covid-19 omikron. Wilda Fizriyani
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di salah satu sekolah negeri Kota Malang, Senin (14/3/2022). PTM resmi baru dilakukan kembali per 14 Maret 2022 setelah sempat dialihkan secara daring selama sebulan akibat Covid-19 omikron. Wilda Fizriyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Terpilih Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan, organisasi profesi telah menyatakan sebaiknya murid jangan dulu menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah selama pandemi Covid-19. Namun, jika PTM tetap dilakukan maka ada ketentuan yang harus dipenuhi, termasuk menyediakan tempat cuci tangan.

"Sebetulnya murid tak usah sekolah, di rumah saja. Tetapi ada kepentingan pendidikan dan masalah yang harus diperhatikan,"  ujar Adib saat mengisi konferensi virtual bertema 'Pandemic to Endemic, Apa yang Harus Bunda Siapkan untuk Keluarga dan Buah Hati?', Rabu (16/3/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, assesment PTM yang utama yang dilihat yaitu dari perspektif keluarga. Ia melanjutkan, keluarga tak bisa terus-menerus menjadi guru untuk anak ketika belajar di rumah karena harus bekerja. Kendati demikian, dia melanjutkan, ketika anak PTM di sekolah maka seharusnya menjaga kebersihan, mencuci tangan, hingga tak usah bergerombol selama di sekolah.

Ia menambahkan, hal-hal sederhana ini jadi otomatis untuk proteksi. Kemudian, ia menyebutkan yang juga tak kalah penting harus diterapkan di sekolah adalah harus menjaga jarak, ada tempat untuk cuci tangan, kemudian ditunjang dengan ventilasi yang baik.

"Memang di kota rata-rata pakai pendingin udara (AC), itupun harus ada hexos dan ada hepa filter," katanya.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) ini menekankan, hal-hal seperti ini sebisa mungkin dilakukan. Dengan demikian, ini bisa jadi upaya preventif dari Covid-19.

Selain itu, ia meminta murid juga harus menjaga kesehatan. Yang tak kalah penting, ia meminta proteksi individu (personal protection) juga dilakukan. Proteksi personal yang ia maksud yaitu dengan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Adib melanjutkan, aspek lingkungan juga harus diperhatikan seperti ventilasi. Kemudian kalau berada di ruang tertutup seperti kantor dan sekolah juga harus menjaga jarak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement