REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Harga salah satu kebutuhan pokok yakni telur ayam di Pasar Induk Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat mulai naik. Harganya menjadi Rp 24.000 per kg menjelang Ramadhan.
Kenaikan harga telur disebabkan adanya kenaikan harga pakan ternak ayam. "Ya, ada kenaikan harga telur, dan selalu terjadi menjelang Ramadhan," kata Kasubag Pasar Guntur Garut, Yusep Suryaman, Selasa (15/3/2022).
Ia menuturkan harga telur itu seringkali berubah-ubah, tidak stabil setiap harinya, seperti saat ini sedang terjadi kenaikan harga, kemungkinan nanti bisa turun atau bisa naik lagi. Seperti kenaikan harga telur saat ini, kata dia, sebesar Rp 1.000 per kilogram atau naik dari Rp 23.000 menjadi Rp 24.000 per kg.
"Telur lokal dan telur dari Jawa (luar kota) sama-sama naik Rp1.000 per kilo untuk harga ecerannya," kata Yusep.
Seorang pedagang telur ayam di Blok H Pasar Induk Guntur, Ugun mengatakan harga telur lokal di Pasar Guntur menjadi Rp 24.000 yang sebelumnya Rp 23.000 per kg. Begitu juga dengan telur dari luar Garut sebesar Rp 23.700 dari sebelumnya Rp 22.700 per kg.
Ugun menyampaikan kenaikan harga telur ayam itu berdasarkan informasi dari pemasok karena dipengaruhi dari harga pakan ayam petelur yang naik Rp 25.000 dari semula Rp 345.000 menjadi Rp 370.000 per karung. "Harga pakan ayam petelur lagi naik per karung, makanya harga telur juga ikut naik," katanya.
Menurut dia kenaikan harga telur ayam itu seringkali terjadi setiap menjelang Ramadhan, dan diprediksi akan kembali turun atau dalam harga normal pada pertengahan Ramadhan. Selanjutnya, kata dia, harga telur biasanya akan kembali naik lagi harganya ketika menjelang Lebaran seperti tahun sebelumnya itu menembus angka Rp 26.000 per kg.
"Pertengahan Ramadhan turun lagi, dan biasanya akan naik menjelang Lebaran. Seperti tahun kemarin harga eceran telur sampai Rp 26.000 per kilo," katanya.