Selasa 15 Mar 2022 17:56 WIB

Pemerintah Umumkan Indonesia Telah Lewati Puncak Penularan Omicron

Pekan ini terjadi penurunan kasus sebesar 64 persen dari puncak pertengahan Februari.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Sejumlah pengunjung menikmati suasana di dekat air terjun di kawasan wisata alam Bantimurung yang baru dibuka kembali di Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (15/3/2022). Kawasan wisata yang menawarkan panorama alam dan air terjun dengan hawa yang sejuk itu dibuka kembali untuk umum setelah sempat ditutup akibat melonjaknya kasus positif Covid-19 terutama varian Omicron yang pada hari ini diumumkan pemerintah pusat telah lewat puncak penularannya.
Foto:

Berbicara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini, varian baru Covid-19, Delcatron belum terdeteksi di Indonesia. Kendati demikian, Kemenkes tetap memantau perkembangan kasus Covid-19 dari varian Deltacron di negara-negara lain.

“Varian Delctaron belum terdeteksi,” ujar Nadia dalam Konferensi Pers secara daring, Selasa sore.

Menurut Nadia, meskipun belum ada di Indonesia, masyarakat harus tetap waspada dengan selalu menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas di dalam maupun di luar ruangan. Percepatan vaksinasi dosis penuh juga harus terus dikejar.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan, varian Deltracron muncul dari pasien Covid-19 yang terpapar varian Delta dan varian Omicron secara bersamaan, kemudian kedua varian bereplikasi di dalam tubuh menjadi virus rekombinan. 

"Varian Deltacron terbentuk dari seseorang yang terinfeksi varian Delta dan terinfeksi juga varian Omicron, kemudian masuk ke dalam sel orang tersebut dan kemudian bermutasi atau bereplikasi menjadi rekombinan namanya disebut Deltacron,” terang Zubairi.

 

Jika varian Deltacron belum ditemukan, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin pada Senin (14/3/2022) mengungkapkan, Indonesia sudah mendeteksi keberadaan sub varian Omicron BA.2.

Bahkan, dalam dua bulan terakhir, penularan Covid-19 di Tanah Air didominasi sub varian tersebut.

"Sub varian ini sudah ada di Indonesia. Hasil final genome sequencing kami yang terakhir dalam dua bulan lebih, kami sudah lakukan 8.032 genome sequencing di akhir-akhir porsi BA.2 ini sudah dominan di Indonesia," ujar Budi.

Menurut Budi, sub varian inilah yang telah memicu peningkatan kasus Covid-19 dan kematian di tiga negara seperti Hong Kong, Korea Selatan, dan Inggris. Teapi, dia meminta masyarakat tidak perlu panik untuk menyikapinya.

"Alhamdulillah kita tidak melihat dan mudah-mudahan tidak akan melihat adanya kenaikan kembali dari jumlah kasus,"

Lebih lanjut Budi menjelaskan, khusus di Hongkong, lonjakan tidak hanya terjadi pada kasus terkonfirmasi positif , namun angka kematian akibat Covid-19 pun turut meningkat. Budi menerangkan, peningkatan kasus fatalitas Covid-19 di Hongkong dipicu vaksinasi pada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) masih rendah, sekitar 26 persen. Berdasarkan data, pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit di Hongkong merupakan lansia.

Oleh karenanya, ia memastikan agar percepatan vaksinasi terus dikejar. Khususnya untuk kelompok rentan lansia dan komorbid. Menurut Budi

"Karena sudah terbukti mereka adalah orang-orang atau segmen populasi untuk sangat rawan untuk masuk ke rumah sakit dan untuk meninggal. Kita harus membantu meyakinkan mereka agar bisa divaksin minimal dua dosis," tegas Budi.

 

photo

Tiga Skenario Pandemi Menuju Endemi - (infografis republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement