REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Majelis Perguruan Tinggi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (MPT ICMI) bersama 12 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kalimantan Barat bekerjasama tentang program MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka.Dalam kerjasama tesebut para PTN di Kalimantan Barat berkomitmen untuk menjawab isu-isu human security dan kemajuan teknologi di perguruan tinggi. Kegiatan ini dilakukan secara luring dan daring melalui zoom pada 7 Maret 2022 bertempat di Universitas Tanjungpura (Untan).
Ketua Umum ICMI Prof Dr Arif Satria dalam sambutannya mendukung penuh kolaborasi yang dilakukan ICMI dengan beberapa Perguruan Tinggi tersebut. Menurut Prof Dr Arif Satria, ICMI memiliki tugas utama antara lain mencerahkan, menginspirasi, menggerakkan pada sesuatu yang baru berkaitan dengan inovasi.
Maka dari itu, Prof Arif menekankan pentingnya inovasi sebagai penggerak techno-sociopreneurship.
Sebab, hal itu sebagai salah satu faktor terpenting kemajuan suatu negara adalah inovasi dan talent sehingga dinilai perlu untuk me-reform PT menjadi lebih maju.
“Hal ini yang mendasari ICMI sekarang memiliki Majelis Perguruan Tinggi (MPT),” kata Arif Satria.
Prof Arif Satria juga menyebutkan pada kondisi sekarang ini ada tiga hal pokok untuk menghadapi New Normal yaitu karakter dan integritas, midset dan orientansi pada future practice. Ia juga menilai perlunya me-reform metode perkuliahan, dan kegiatan kemahasiswaan include dalam kurikulum sehingga menunjang outcome.
“Best practice itu penting, namun seharusnya bukan untuk ditiru, tapi untuk dilampaui sehingga menjadi future practice,” ujarnya.
Prof Arif mencontohkan beberapa perusahaan yang melakukan future practice seperti Gojek, Traveloka, Bukalapak, dan Youtube/Facebook. Ia menekankan pentingnya percaya diri agar bisa menjadi leader, bukan hanya follower.
“Tidak mengandalkan modal masa lalu, tapi bermodal kreatifitas sebagai modal masa depan,” kata dia.
Prof Arif menambahkan, ada empat kuandran antara prestasi akademik dan tingkat ekonomi mahasiswa.Dimana saat ini pemerintah berfokus pada kuandran 1 dan 2 yaitu mahasiswa dengan prestasi tinggi dengan ekonomi rendah, atau sebaliknya.
“Posisi ICMI akan masuk memberikan solusi bagi mahasiswa di kuandran 3 yaitu mahasiswa dengan prestasi akademik rendah dan tingkat ekonomi yang juga rendah,” katanya.
Senada dengan Ketum, Ketua Majelis Perguruan Tinggi (MPT) ICMI, Prof H Ganefri, MPd, PhD menambahkan, ICMI berperan menghadapi kemajuan teknologi.
Salah satunya sebut dia, komitmen untuk memanfaatkan segala kekuatan PTN/PTS yang ada untuk membangun Universitas baru berbasis Digital. Misalnya, ICMI Digital University, dimana ICMI akan berkoordinasi dengan Kemendikbud tentang peraturan pendirian perguruan tinggi baru.
“Universitas tersebut sepenuhnya akan memaksimalkan kemajuan teknologi. ICMI akan terus berkontribusi untuk meningkatkan APK yang saat ini masih rendah. ICMI merupakan rumah Bersama, banyak tokoh-tokoh dari ormas-ormas besar,sehingga posisi ICMI harus berada di tengah, sekaligus sebagai motor penggerak di masyarakat dengan mengunggulkan kecendekiawanannya,” ucapnya.
Ia menekan bahwa ICMI akan berusaha terus berada di posisi tengah atau penyeimbang.
“Sejarah mencatat, peran PT akan dimulai dari Universitas Tanjungpura, dari sini kita gerakkan bagaimana PT berperan mempersiapkan SDM unggul melalui ICMI,” tukasnya.
Masih di acara tersebut, Gubernur Kalimantan Barat Gubernur Kalimatan Barat Sutarmidji menyampaikan bahwa pentingnya kolaborasi pemerintah daerah dengan perguruan tinggi.
Selain itu juga ia menyambut baik kerjasama ICMI dengan 12 PTN di Kalimantan Barat. Menurut dia, ini suatu itikad baik dari ICMI untuk membuat PTN berbasis teknologi.