Senin 07 Mar 2022 17:27 WIB

Banyumas dalam Jalur Menuju Bebas Sampah

Sampah yang ditangani DLK Banyumas terus bekurang karena geliat pengolahan sampah.

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Ilham Tirta
Petugas mengolah sampah organik (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas mengolah sampah organik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Target Kabupaten Banyumas untuk mencapai zero waste pada Maret 2022 kembali molor. Namun, pengolahan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLK) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terus berkurang.

Target bebas sampah (zero waste) berarti seluruh sampah bisa terkelola dengan baik, antara di hulu, tengah, maupun hilir. Dengan begitu sampah tidak menumpuk menjadi timbunan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Baca Juga

Menurut Bupati Banyumas, Achmad Husein, target zero waste ini baru mencapai 90 persen dari yang ditargetkan pada Maret 2022 ini. "Kita menghindari adanya TPA karena itu yang selalu bermasalah, sehingga sistem ini membuat tidak ada TPA. Di Banyumas belum senpurna 100 persen, tapi sudah 90 persen," ujar Husein di TPST Gunung Tugel, Kedungrandu, Patikraja, Kab Banyumas, Senin (07/03/22).

Di sana, Husein melakukan pemantauan proyek pengoperasian mesin pirolisis. Alat tersebut digunakan untuk mengolah residu sampah yang dibakar dengan suhu tinggi hingga 950 derajat selcius. Tidak hanya melakukan pemantauan, Husein juga melakukan pemilahan sampah bersama KSM di hanggar tersebut.

Nantinya, sampah-sampah yang masih bernilai ekonomi akan dipisahkan untuk diolah kembali menjadi barang yang memiliki nilai jual, seperti plastik. Sedangkan sampah-sampah yang tidak terpakai akan dibakar di mesin prolisis.

Mengalami langsung pemilahan sampah, membuat Husein menyadari itu pekerjaan yang tidak mudah. "Saya menemukan ada pampers, sisa makanan, ayam satu kantong gede, begitu dibuka banyak belatungnya," kata dia.

Menurut dia, saat ini dengan adanya sistem budidaya maggot untuk sampah organik, pemilahan sampah anorganik, hingga menggunakan mesin pirolisis, sampah di Banyumas jauh lebih berkurang. "Artinya dari sebanyak 142 truk sampah setiap hari, yang masuk tinggal sekitar 12 truk," ujar Husein.

Sementara itu, Ketua KSM Randu Makmur, Wahidin menambahkan, sampah yang masuk ke TPST tersebut paling tidak 3 truk per hari, dengan kapasitas 3 ton untuk masing-masing truk. KSM tersebut membantu mengolah sampah untuk 3.000 KK dari Purwokerto Barat, Timur, dan Selatan atau 5 kecamatan dan 11 kelurahan.

"Kapan saja siap dioperasikan, diharapkan akan membantu hanggar yang sampahnya menumpuk," kata Wahidin.

Secara terpisah, Ketua Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas, Junaedi mengatakan, tahun ini pihaknya akan menambah 3 mesin prolisis, sehingga menjadi 9 mesin pirolisis. "Kami menganggarkan Rp 1,4 miliar untuk 2 pirolisis, sedangkan 1 mesin dari bantuan CSR Bank Indonesia, sehingga kapasitasnya menjadi 12 kubik per jam," jelas Junaedi.

Ia menjelaskan, target zero waste membutuhkan 11 mesin pirolisis, sehingga nantinya DLH Banyumas akan menggarkan kekurangan dua mesin lagi di anggaran perubahan.

Junaedi mengakui, target bebas sampah ini kembali molor di bulan Maret ini. Karena itu, penambahan mesin ini diharapkan dapat mewujudkan target tersebut di tahun ini. Selain itu, DLH juga akan membangun 5 TPST lagi.

Kendati begitu, saat ini jumlah sampah yang masuk ke TPST terus berkurang. Jumlah sampah yang masuk TPST pada 2021 melebihi 30 truk sampah, kemudian terus turun hingga pada Februari lalu mencapai rata-rata 20 truk sampah per hari. Di TPA sementara Gunung Cunil, sampah yang masuk kira-kira mencapai 17 truk setiap harinya.

Jumlah tersebut mengalami fluktuasi, namun terus mengalami penurunan. "Harapannya di 2022 sudah mendekati zero waste, atau sudah tercapai. Jadi sudah tidak ada TPA, semua sampah diproses habis di pirolisis," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement