REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH— Sebanyak 114 imigran etnis Rohingya terdampar Kuala Muara Raja, Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Panglima Laot Bireuen Badruddin yang dihubungi dari Banda Aceh, Ahad (7/3/2022), mengatakan imigran Rohingya tersebut terdampar di Kuala Muara, Ahad (6/3) sekira pukul 02.00 WIB.
"Saat ini, para imigran Rohingya tersebut ditempatkan di meunasah Gampong atau Desa Alue Buya Pasie di Kecamatan Ganda Pura, Kabupaten Bireune" kata Badruddin.
Badruddin mengatakan sebanyak 114 imigran Rohingya tersebut di antaranya 68 pria dewasa dan 21 perempuan dewasa serta 35 anak-anak.
Badruddin mengatakan pihaknya sudah melaporkan terdamparnya seratusan imigran Rohingya pihak terkait. Selain itu, pihaknya juga meminta petunjuk penanganan lebih lanjut.
"Kemungkinan besar, para imigran Rohingya tersebut akan dibawa ke lokasi penampungan sementara di Lhokseumawe. Namun, kami belum mengetahui kapan mereka dipindahkan," kata dia..
Lebih lanjut, dia mengatakan kapal yang mereka gunakan tidak mengalami kerusakan, karenanya mereka bisa mendarat dengan sendirinya.
"Kondisi kapal Rohingya ini dalam kondisi bagus dan tidak ada kerusakan, itu sudah diperiksa," kata dia.
Dia mengatakan warga Rohingya tersebut mendarat dengan sendirinya tanpa bantuan dan tidak diketahui nelayan, karena memang para nelayan di wilayah tersebut tidak melaut beberapa hari belakangan ini.
"Nelayan selama ini memang tidak melaut karena cuaca buruk, tidak ditemukan oleh nelayan. Lokasi mendarat sama juga dengan tahun 2019 lalu," ujarnya.
Setelah tiba di daratan, kata Badruddin, para nelayan tersebut langsung dibantu oleh masyarakat dan ditempatkan di mushala Desa Alue Buya Pasie Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen.
Bireuen melaporkan kepada pemerintah setempat, kepolisian, angkatan laut dan UNHCR untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.
Sementara itu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia memastikan para pengungsi Rohingya yang terdampar di Desa Alue Buya Pasie Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen, Aceh, mendapatkan perawatan medis mulai dari tes Covid-19 dan lainnya.
"Selain tes Covid-19 juga dilakukan pemeriksaan medis lainnya, karena kami mengutamakan kesehatan dari para pengungsi," kata Communication Associate UNHCR Indonesia, Dwi Anisa Prafitria, yang dihubungi dari Banda Aceh, Ahad.
Dwi Anisa mengatakan, saat ini staf UNHCR sudah berada di lokasi pengungsian dan terus melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait di Aceh untuk penanganan selanjutnya.
Baca juga: Tentara Israel Paksa Diplomat Muslim Taiwan Baca Alquran
Sebagai Langkah awal, kata Dwi Anisa, UNHCR segera melakukan pemeriksaan Covid-19 sesuai dengan protokol yang berlaku."Jika nantinya ada yang hasil tesnya positif Covid-19 maka akan dikarantina secara terpisah," ujarnya.
Tak hanya pemeriksaan kesehatan, kata Dwi Anisa, UNHCR juga menyediakan beberapa bantuan lain untuk kebutuhan para pengungsi Rohingya tersebut.
"Kami juga menyediakan bantuan seperti makanan, air minum, dan obat-obatan untuk para pengungsi," kata Dwi Anisa. Mengenai pemindahan pengungsi, pihaknya masih berkoordinasi dengan semua pihak terkait, sembari menunggu hasil tes Covid-19 mereka keluar.