Jumat 04 Mar 2022 11:25 WIB

KSAU Sebut Drone Sebagai Game Changer dalam Perang Modern

Marsekal Fadjar singgung peran drone di perang Azerbaijan-Armenia dan Ukraina-Rusia.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) ikut memantau perkembangan global terkait peperangan yang terjadi di belahan dunia lain. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo menyatakan, peperangan modern saat ini semakin menarik untuk dicermati. Hal itu lantaran peranan kekuatan udara sangat menentukan dalam memenangkan peperangan.

Dia pun menyinggung perang di yang terjadi di Ukraina melawan Rusia dan perang antara Azerbaijan melawan Armenia di Nagorno-Karabakh, melibatkan drone canggih. Karena itu, kekuatan drone bahkan bisa menentukan sebuah peperangan.

Baca Juga

"Jadi memang sangat menarik peperangan modern ini apa yang terjadi di Ukraina dan sebelumnya di Azerbaijan, penggunana teknologi udara menjadi game changer betul sekali," ujar Fadjar di sela Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU di Gedung IG Dewanto, Markas Besar Angkatan Udara (Mabesau), Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2022).

Fadjar menerangkan, TNI AU terus mencermati perkembangan peperangan menggunakan yang belakangan ini menggunakan drone. Menyikapi hal itu, sambung dia, TNI AU sudah membentuk beberapa satuan drone khusus untuk disiapkan dalam menghadapi situasi peperangan terkini. Disinggung apakah Mabesau berencana membentuk skuadron drone tersendiri, Fadjar menegaskan, TNI AU akan mempertimbangkan situasi dunia terbaru.

"Terkait dengan TNI Angkatan Udara sudah, sudah mengikuti (peran drone dalam perang), dan membentuk satuan-satuan pesawat tanpa awak, dan ke depannya (skuadron khusus drone) tergantung oleh dinamika global," ucap mantan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II tersebut.

Sebelumnya, Fadjar menjelaskan, Rapim TNI AU 2022 diikuti oleh 116 peserta secara luring dan 238 peserta daring, yang meliputi para pejabat di lingkungan Mabesau hingga komandan satuan maupun batalyon. Rapim tersebut digelar sebagai lanjutan Rapim Kementerian Pertahanan dan TNI yang sudah dihelat lebih dulu.

"Rapim dilaksanakan satu hari. Adapun tujuan Rapim TNI AU ini adalah menindaklajuti rapim Kemnhan dan rapim TNI-Polri khususnya dalam rangka penekanan kembali apa yang disampaikan presiden RI dalam rapat pimpinan TNI-Polri," kata Fadjar dalam pidatonya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement