REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution terus memperkuat kolaborasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal yang menerapkan digitalisasi dengan empat BUMN.
"Ini sebagai upaya kita mendorong agar pelaku UMKM di Kota Medan menggunakan digitalisasi untuk kegiatan usahanya," ujarnya di Medan, Kamis (3/3/2022).
Keempat BUMN itu, rinci dia, yakni PT Permodalan Nasional Madani (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Pegadaian (Persero), dan PT Bank Mandiri (Persero) dalam rangka penyelenggaraan pelayanan jasa perbankan.
Wali kota mengaku, penandatanganan nota kesepakatan keempat BUMN ini telah dilakukan beberapa waktu lalu, sehingga melalui digitalisasi membuat produk UMKM yang dihasilkan semakin dikenal masyarakat luas.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan menyebut jumlah UMKM yang dibina oleh Pemkot Medan sekitar 27.000 unit dari total 70.000 unit yang terdata."Dengan berbagai kolaborasi yang kita lakukan, saya berharap bisa memajukan pelaku UMKM di Kota Medan khususnya digitalisasi. Di masa pandemi ini, digitalisasi sangat penting dilakukan," tutur Bobby.
"Apalagi teknologi semakin berkembang, sehingga para pelaku UMKM harus mengikuti agar dapat naik kelas," kata Wali Kota Medan.
Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Medan Area, Siti Alhamra Salqaura, SE, MSi, mendukung langkah Pemkot Medan untuk "go digital", dan tentunya lebih baik dilakukan tinjauan bulanan berapa UMKM lokal tumbuh secara digital.
Rencana digitalisasi ini, papar dia, tidak hanya sampai di program sosialisasi dan edukasi, namun juga penerapan melalui inkubasi yang dilanjutkan oleh UMKM secara terus menerus.
"Semoga UMKM Kota Medan lebih melek digital dan bisa meningkatkan profitnya dengan tingkat pendapatan, kesejahteraan masyarakat Medan umumnya, dan UMKM khususnya juga meningkat," terang Siti.