REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan mewakili Presiden Joko Widodo untuk memberikan pengarahan pada hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke 99 (kalender Hijriyah) untuk wilayah Indobesia Bagian Barat yang berlangsung di Palembang pada Jumat, 4 Maret 2022. Adapun Menteri BUMN Erick Thohir, akan memberikan sambutan di acara penutupan.
“Pak Airlangga bersama Ketua Umum PBNU (KH Yahya Cholil Staquf) secara simbolik akan melakukan replanting sawit di muara Enim. Dan menyampaikan pengarahan Presiden di puncak harlah NU. Kalau Pak Erick akan memberikan pengarahan sekaligus penutupan acara temu petani sawit NU dan workshop pengendalian perubahan iklim dan lingkungan,” kata Wakil Ketua Umum PBNU, Nusron Wahid, dalam siaran pers, Kamis (3/3/2022).
Selain Airlangga dan Erick, kata Nusron, dalam rangkaian harlah NU juga akan dihadiri sejumlah direksi BUMN. Mereka akan menjadi pemateri halaqah. Di diantaranya Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, direksi dari PT Bank Negara Indonesia (BNI 46), serta direksi dari PT Mind ID dan direksi dari PTPN III.
Dari kalangan direksi BUMN, Nusron menjelaskan, Dirut Pertamina akan menyampaikan materi mengenai komitmen Pertamina sebagai BUMN bidang energi dalam upaya dekarbonisasi dan mengoptimalkan energi baru terbarukan (EBT). Adapun Dirut PLN akan berbicara mengenai tanggungjawab PLN dalam mempercepat transisi penggunaan EBT dalam rangka proses dekarbonisasi. Sementara dari PT Mind ID terkait materi komitmen BUMN pertmbangan dalam mengurangi fosil dan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
“Dan untuk referensi percontohan, kita hadirkan juga Gubernur Sumatera Selatan dan Walikota Pagar Alam untuk menyampaikan sucses story sebagai daerah yang menjadi pelopor optimalisasi pemanfaatan EBT dalam kehidupan masyarakat,” ungkap anggota Komisi VI DPR ini.
Menurut mantan Ketua Umum GP Ansor ini, para pemateri yang dihadirkan dalam halaqah tersebut sangat relevan dengan upaya NU melakukan pendampingan terhadap pelaku UMKM dan petani sawit. Harapannya, kata dia, NU bisa menghadirkan suatu model yang operasional dalam pengendalian perubahan iklim serta pengelolaan pengembangan ekosistem perkebunan sawit berkelanjutan.
“Dengan demikian, ke depan kita punya model dalam pengembangan, baik itu untuk lahan sawit maupun pertambangan yang selaras antara dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial. Itu yang menjadi harapan agar subtema dalam harlah NU kali ini, yaitu “Lestari Alamnya, Sejahtera Petaninya” bisa diwujudkan,” terang Nusron.