REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agung Sudiono Abadi mengimbau warga mewaspadai potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur. Potensi cuaca ekstrem itu adalah dampak bekas Siklon Tropis Anika yang semakin menguat.
"Bekas Siklon Tropis Anika yang posisinya saat ini berada di Daratan Kimberly, Australia Barat diprediksi menguat kembali seiring pergerakannya ke arah barat daya menuju Samudera Hindia utara Australia Barat," kata Agung di Kupang, Selasa (1/2/2022).
Potensi cuaca ekstrem diprediksi melanda wilayah NTT pada 1-3 Maret 2022. Agung menjelaskan kondisi menguatnya bekas Siklon Tropis Anika tersebut membentuk daerah pertemuan atau perlambatan angin (konvergensi) di wilayah NTT. "Dampak tidak langsung dari Siklon Tropis ini meningkatkan kecepatan angin di wilayah NTT," jelasnya.
Selain itu, kata dia, suhu muka laut di NTT cukup hangat didukung pula adanya gelombang equatorial Rossby dan gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif di wilayah NTT. Agung mengimbau warga mewaspadai potensi dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, rob (banjir di wilayah pesisir), tanah longsor, pohon tumbang, serta sambaran petir.
Khusus untuk daerah bertopografi curam atau bergunung, patut lebih waspada potensi longsor dan banjir bandang saat hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dalam durasi panjang. Agung mempersilakan masyarakat di NTT terus memantau perkembangan informasi cuaca dengan mengakses layanan informasi selama 24 jam melalui kanal komunikasi yang disiapkan BMKG.