Sabtu 26 Feb 2022 07:57 WIB

Ribuan Warga Pasaman Barat Korban Gempa Bermalam di Tenda Darurat

Tenda darurat didirikan di halaman kantor bupati di Simpang Empat.

Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman pascagempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Ribuan warga Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), diungsikan dan bermalam di tenda darurat yang didirikan di halaman kantor bupati di Simpang Empat sejak Jumat (25/2/2022).
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi/aww.
Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman pascagempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Ribuan warga Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), diungsikan dan bermalam di tenda darurat yang didirikan di halaman kantor bupati di Simpang Empat sejak Jumat (25/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT -- Ribuan warga Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), diungsikan dan bermalam di tenda darurat yang didirikan di halaman kantor bupati di Simpang Empat sejak Jumat (25/2/2022)."Fokus utama kami saat ini adalah menyediakan tempat pengungsian, dapur umum dan kebutuhan air bersih," kata Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto di Simpang Empat, Jumat (25/2/2022) malam.

Hingga Sabtu (26/2/2022) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB petugas gabungan masih tampak pulang-balik mengangkut warga ke lokasi pengungsian di halaman kantor bupati. Di antara para pengungsi yang menempati tenda darurat beralaskan tikar itu adalah orang lanjut usia, perempuan dan anak-anak.

Baca Juga

Mereka tidur berdesakan di bawah tenda darurat dengan selimut seadanya, sebagian terlihat tidur dengan posisi duduk. Salah seorang pengungsi dari Jorong Timbo Abu Kajai, Kecamatan Talamau, Amri (42), mengatakan dirinya harus mengungsikan isteri serta tiga anak karena khawatir akan gempa susulan.

"Banyak gempa terjadi usai gempa besar pada Jumat pagi, karena cemas akhirnya saya memilih untuk mengungsikan keluarga," katanya.

Bersamanya juga ikut mengungsi mertua serta tetangga yang rumahnya mengalami retak serta rusak karena gempa.Ia bersama keluarga besar datang ke lokasi pengungsian dengan berboncengan sepeda motor secara bergantian, dan membawa pakaian seadanya.

"Untuk selimut kami pakai kain sarung, karena memang pakaian yang dibawa tidak banyak. Untuk makan malam tadi disediakan di tempat pengungsian," katanya.

Ia juga menceritakan bahwa listrik dan jaringan seluler di lokasi rumahnya mati total sejak gempa bermagnitudo 6,1 terjadi pada Jumat (25/2/2022) sekitar pukul 08.39 WIB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement