Jumat 25 Feb 2022 20:57 WIB

Isu Halal-Haram Vaksin Masih Jadi Penyebab Banyaknya Warga Jakarta Belum Divaksinasi

Masih ada 1,4 juta warga Jakarta usia 6 tahun ke atas belum divaksinasi Covid-19.

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Covid-19 yang akan diberikan pada warga di sentra vaksinasi Covid-19 oleh Prudential di RPTRA Taman Mandala, Tebet, Jakarta, Senin (21/2/2022). Masih ada 1,4 juta warga DKI Jakarta belum divaksinasi Covid-19.
Foto:

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, Rabu (23/2/2022) mengungkapkan, lebih dari 50 persen kematian Covid-19 dialami oleh masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Oleh karena itu, ia menegaskan status vaksinasi penting untuk dipenuhi.

Dante memerinci, begitu target sasaran mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama maka angka risiko kematian turun 16 persen. Kemudian, ketika disuntik dua dosis vaksin maka angka kematian turun 67 persen, dan ketika dilengkapi lagi dengan penguat yaitu booster maka angka kematian turun menjadi 97 persen. 

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap dan booster supaya segera melengkapinya. Jika masih mendapatkan dosis pertama maka segera lengkapi dua dosis.

Terkait jika mendapatkan vaksin dosis kedua dalam kurun waktu lewat dari 6 bulan setelah suntikan pertama, Dante menegaskan vaksinasi mesti diulang lagi. Bahkan, pengulangan vaksin ini sudah dimasukkan dalam program Kementerian Kesehatan.

"Vaksin ini perlu diulang karena perlu memberikan efek immunologi secara memori. Kalau memori antibodinya tak cukup maka tak bisa melakukan perlawanan kalau terinfeksi," ujarnya.

Adapun, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan kekebalan yang ditimbulkan dari penularan Covid-19 lebih berisiko dibandingkan kekebalan yang muncul setelah vaksinasi Covid-19.

"Bedanya vaksin dapat memunculkan respons kekebalan ini tanpa harus menimbulkan sakit," ujar Wiku dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/2).

Menurut Wiku, efektivitas vaksin dalam mencegah keparahan gejala, perawatan di rumah sakit, dan kematian sudah banyak dipublikasikan. Begitu juga dengan lama perlindungan yang ditimbulkan vaksin juga telah dipelajari lebih lanjut.

"Sementara, peran kekebalan yang ditimbulkan pascatertular, meskipun sama-sama melindungi, masih belum banyak dipelajari dan dipublikasikan secara detail seberapa besar penurunan risiko terhadap keparahan gejala, perawatan rumah sakit, bahkan kematian. Pun dengan lama perlindungan yang terbentuk," ujar Wiku.

Untuk itu, Wiku menilai langkah terbaik untuk menghindari risiko adalah dengan tetap berpartisipasi aktif dalam program vaksin agar risiko sakit dapat dihindari meskipun sudah pernah tertular Covid-19. Begitu juga orang yang sudah divaksin pun tetap harus disiplin melaksanakan protokol kesehatan.

"Ingat, meskipun sudah terlindungi dari risiko gejala parah dan kematian, peluang tertular masih tetap ada, bahkan mungkin tanpa gejala dan berpotensi menulari orang lain termasuk mereka yang tergolong kelompok rentan," kata Wiku.

 

photo
5 vaksin Covid-19 yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM sebagai dosis penguat alias booster. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement