Jumat 25 Feb 2022 16:40 WIB

Singgung Sikap Diam NATO, Presiden Ukraina: Kami Mempertahankan Negara Kami Sendirian

Zalenskyy menyebut pasukan Rusia juga menjadikan masyarakat sipil target serangan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zalenskyy mengajak semua rakyat Ukraina untuk siap membela negara mereka dari pasukan Rusia yang menginvasi mereka. Zalenskyy menyebut negaranya sendirian dalam mempertahankan diri dari serangan Rusia.
Foto:

Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid telah menyerukan Rusia dan Ukraina menerapkan gencatan senjata. Dia meminta kedua negara segera menyelesaikan perselisihan lewat dialog.

 

"Saya menyerukan gencatan senjata segera, deeskalasi ketegangan serta kembali tegas ke diplomasi dan dialog," kata Shahid dalam sebuah pernyataan, Kamis (24/2/2022).

Dia pun mengingatkan kembali tentang prinsip Piagam PBB, terutama kesetaraan kedaulatan. "Saya memperbarui seruan saya kepada semua negara anggota untuk menegakkan kewajiban mereka di bawah hukum internasional dan hukum humaniter internasional," ujarnya.

Mengingat adanya serangan berskala besar oleh Rusia ke Ukraina, Shahid mengingatkan pentingnya penyaluran bantuan untuk masyarakat terdampak. “Akses yang aman dan tanpa hambatan untuk bantuan kemausiaan ke Ukraina serta rakyatnya adalah prioritas dan kebutuhan saat ini,” ucapnya.

PBB menyatakan, akan mengalokasikan 20 juta dolar AS untuk meningkatkan operasi kemanusiaan di Ukraina, setelah invasi Rusia. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan, PBB berkomitmen untuk memberikan bantuan dan mendukung orang-orang di Ukraina.

"Dengan jumlah kematian yang meningkat, kami melihat ada ketakutan, kesedihan, dan teror di setiap sudut Ukraina. Orang-orang biasa yang tidak bersalah selalu membayar harga tertinggi," ujar Guterres.

Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan, alokasi dana 20 juta dolar AS yang diambil dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB akan mendukung operasi darurat di sepanjang jalur kontak di Donetsk timur dan Luhansk. Dana itu juga digunakan untuk membantu perawatan kesehatan, tempat tinggal, makanan, air, dan sanitasi kepada orang-orang yang paling rentan terkena dampak konflik.

Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP), David Beasley, menyatakan keprihatinan mendalam atas potensi dampak konflik terhadap akses pangan bagi warga sipil di daerah konflik. Dia mengatakan, tim WFP siap untuk turun tangan asalkan mendapatkan akses dan sumber daya.

"Kami mengimbau semua pihak untuk memastikan bahwa, komunitas yang terkena dampak memiliki akses berkelanjutan ke dukungan kemanusiaan apa pun yang mungkin mereka butuhkan, dan menjamin keselamatan staf kemanusiaan di lapangan," ujar Beasley.

 

Sementara itu, Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Peter Maurer, mengatakan, pekan ini ICRC mengirimkan 3.000 liter air ke Rumah Sakit Dokuchaevsk di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia. Termasuk mengirim 7.000 liter air ke kota Donetsk, dan mengunjungi fasilitas penahanan untuk membantu meningkatkan kebersihan dan nutrisi.

"Situasi keamanan memungkinkan, tim kami sekarang di Ukraina akan melanjutkan pekerjaan mereka untuk memperbaiki infrastruktur vital, mendukung fasilitas kesehatan dengan obat-obatan dan peralatan, dan mendukung keluarga dengan makanan dan barang-barang kebersihan," kata Maurer.

 

 

 

photo
Titik Rawan Serangan Rusia - (Reuters)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement