Jumat 25 Feb 2022 16:33 WIB

Invasi Rusia ke Ukraina Ancam Ketahanan Pangan Hingga ke Indonesia

Indonesia bisa terancam kebutuhan gandumnya yang selama ini impor dari Ukraina.

 Orang-orang duduk di kereta bawah tanah Kyiv, menggunakannya sebagai tempat perlindungan bom di Kyiv, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia telah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, melepaskan serangan udara ke kota-kota dan pangkalan militer dan mengirim pasukan dan tank dari berbagai arah dalam sebuah langkah yang dapat menulis ulang lanskap geopolitik dunia.
Foto:

Serangan Rusia ke Ukraina juga membuat PT Pertamina (Persero) terus memantau perkembangan pasar minyak dan gas (migas) dunia yang naik tajam. Tren harga minyak mentah yang telah menembus 100 dolar AS per barel dipengaruhi oleh pulihnya demand energi secara global serta terdampak  dari meningkatnya ketegangan politik di Eropa Timur antara Rusia-Ukraina.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan Pertamina terus memonitor kondisi energi global yang berpengaruh pada bisnis perusahaan, agar dapat memastikan ketahanan energi nasional tetap terjamin, termasuk suplai BBM dan LPG.

Menurutnya, Pertamina konsisten mempertahankan kinerja operasional  hulu sampai hilir untuk meningkatkan ketahanan energi dan menjaga stabilitas suplai untuk kebutuhan konsumsi nasional. Saat ini Pertamina memiliki sumber pasokan minyak mentah, produk BBM dan LPG bervariasi, baik dari dalam negeri maupun dari banyak negara lainnya sehingga memiliki fleksibilitas suplai.

“Sebagian minyak mentah kebutuhan dalam negeri diproduksi melalui portofolio Pertamina yaitu Subholding Upstream, dan juga disuplai oleh produksi KKKS di Indonesia,” ungkap Fajriyah.

Sedangkan mekanisme pengadaan dilakukan berbasis long-term serta penyesuaian dengan short-term, baik untuk minyak mentah maupun produk BBM dan LPG, sesuai dengan kebutuhan dan dengan perencanaan yang matang.

Ia menambahkan, di samping memastikan penugasan untuk mendistribusikan energi ke seluruh Indonesia, Pertamina juga harus mengantisipasi dinamika market global saat ini yang berpotensi memberikan tekanan pada kinerja keuangan perusahaan dari sektor hilir.

“Oleh sebab itu, Pertamina akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia dan melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dampak strategisnya, termasuk penetapan harga BBM Non Subsidi, agar tetap terjaga kondisi pasar yang seimbang serta memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat sampai ke pelosok negeri,” katanya.

Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono menilai konflik antara Rusia dan Ukraina harus menjadi pelajaran bagi pemerintah Indonesia di bidang penguatan pertahanan. "Konflik Rusia-Ukraina harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Ini adalah kesempatan pemerintah agar lebih meningkatkan investasi-nya di bidang pertahanan," kata Dave Laksono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan, investasi di bidang pertahanan seperti jumlah prajurit, modernisasi peralatan, dan juga meningkatkan sumber daya prajurit dengan pelatihan, menjalin kerja sama militer dengan negara-negara lain, dan memastikan jangan sampai ada kebocoran dengan kedaulatan. Menurut dia, selama ini anggaran militer Indonesia trennya memang meningkat namun jika dilihat dari kebutuhan dan kondisi dunia saat ini, pertahanan RI masih jauh dari kriteria memadai.

"Misalnya, jumlah pesawat, kapal tempur, peralatan tempur, sistem komunikasi, satelit, itu masih jauh dari kemampuan yang memadai, hal ini yang harus menjadi perhatian dari pemerintah," ujarnya.

Dave menilai pemerintah Indonesia perlu memastikan kekuatan militer sanggup dan siaga untuk menghadapi segala macam ancaman. Dia mengatakan, Indonesia juga harus melihat ke depan terkait pengembangan teknologi militer.

Dia menjelaskan, dalam konteks krisis Rusia-Ukraina, Indonesia juga memiliki tanggungj awab sebagai bagian dari penjaga keamanan dunia untuk terus menyuarakan agar agresi militer dihentikan dan mengembalikan kedaulatan rakyat Ukraina. Selain itu menurut Dave, Indonesia juga harus menggunakan forum-forum internasional dengan jalur diplomasi agar pertempuran Rusia-Ukraina bisa segera selesai.

"Indonesia juga harus mawas diri, kita harus lihat akan kah ada negara lain yang bisa melakukan hal yang sama," katanya.

Sebelumnya, berdasarkan Global Fire Power (GFP) 2021 menyebutkan AS, China, Rusia masih menempati tiga besar militer terkuat dunia. Indonesia menempati urutan 16, dan di ASEAN menjadi negara dengan militer terkuat.

Di tahun 2021, belanja militer Indonesia 6,9 miliar dolar AS atau setara Rp 98 triliun. Namun belanja militer Indonesia tersebut masih di bawah Singapura yaitu 9,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 135 triliun.

photo
Titik Rawan Serangan Rusia - (Reuters)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement