REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Data rumah warga terdampak bencana pergerakan tanah di Kabupaten Lebak Provinsi Banten bertambah dari sebelumnya 40 rumah menjadi 43 rumah dengan 173 jiwa. "Kami masih melakukan pendataan warga korban pergerakan tanah," kata Sekertaris Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Sukri di Lebak, Kamis (24/2/2022).
Menurut Sukri, selain 43 rumah warga terdampak, juga ada tiga bangunan lainnya yakni, masjid, majelis taklim, dan sekolah madrasah, sejak sebulan terakhir. "Warga terdampak untuk sementara berada di pengungsian," katanya.
Bencana tanah bergerak di Desa Curug Panjang terjadi hujan turun dengan insites tinggi, sehingga dikhawatirkan jika warga tetap berada di rumahnya masing-masing. "Kami mencatat, ada 120 orang yang tinggal sementara di tiga tenda pengungsian. Tujuh orang sakit sehingga mengungsi di rumah kerabat, sedangkan warga lainnya masih bertahan tinggal di rumah miliknya," katanya.
Camat Cikulur Kabupaten Lebak, Sukmajaya. Mengingatkan, warga korban bencana alam agar tetap tenang, karena pemerintah berupaya menangani dengan baik. Menurut Sukmajaya, warga koban bergerakan tanah bisa direlokasi karena rumahnya retak.
Salah satu warga Desa Curug Panjang Kabupaten Lebak, Ani (40), mengatakan, kondisi rumah miliknya retak-retak, bahkan kayu atap terputus akibat pergerakan tanah. "Kami tinggal di tenda pengungsian karena khawatir rumahnya roboh, apalagi curah hujan masih tinggi, " katanya.