Selasa 22 Feb 2022 21:13 WIB

Harga Sekarung Kedelai di Padang Nyaris Rp 600 Ribu

Kenaikan harga kedelai menyulitkan pengusaha tempe.

Rep: Febrian fachri/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang pria menyaring bubur kedelai rebus panas menggunakan kain lembut sebagai bagian dari proses pembuatan tahu di pabrik tahu tradisional di Banda Aceh, 22 Februari 2022. Industri tahu mengalami kesulitan karena mahalnya harga kedelai di Indonesia . Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik Indonesia, sepanjang tahun 2021 saja, total impor kedelai mencapai 2,49 juta ton dengan nilai 1,48 miliar dolar AS, dengan Amerika Serikat sebagai importir terbesar dari Indonesia.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang pria menyaring bubur kedelai rebus panas menggunakan kain lembut sebagai bagian dari proses pembuatan tahu di pabrik tahu tradisional di Banda Aceh, 22 Februari 2022. Industri tahu mengalami kesulitan karena mahalnya harga kedelai di Indonesia . Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik Indonesia, sepanjang tahun 2021 saja, total impor kedelai mencapai 2,49 juta ton dengan nilai 1,48 miliar dolar AS, dengan Amerika Serikat sebagai importir terbesar dari Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kenaikan harga kacang kedelai akhir-akhir ini berdampak negatif terhadap pengusaha rumahan tempe di Kota Padang. Harga satu karung kacang kedelai di Kota Padang saat ini mencapai Rp 585.000. Satu kilogramnya dihargai Rp 11.700. Biasanya harga normal kacang kedelai per kilogram hanya Rp 8.500.

"Semenjak Pandemi katanya lagi, harga kacang Kedelai ini sudah mulai tidak stabil, yang mana jika turun Rp 2.000, besok naiknya hingga Rp 5.000, begitu seterusnya hingga saat ini yang begitu berdampak," kata salah seorang pengusaha Tempe di Jalan Tengku Umar, Kelurahan Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Zainal Efendi (72).

Baca Juga

Zainal menyebut seandainya harga kacang kedelai per karung naik sampai Rp 600 ribu. Ia kemungkinan akan menutup usaha pembuatan tempe ini. Sebab dengan modal itu, ia jadi sulit memperoleh keuntungan. Uang hasil produksi hanya bisa untuk membeli bahan pokok dan untuk makan sehari-hari keluarganya.

Selama pandemi ini, Zainal memproduksi tempe dengan bahan 8 karung kacang kedelai. Sejak kenaikan ini, dalam dua bulan terakhir ia hanya mampu memproduksi tempe dari 3 karung kacang kedelai.

Zainal sudah menggeluti usaha pembuatan tempe ini selama 40 tahun. Lantaran pandemi, ia sudah harus merumahkan beberapa orang karyawannya. Ia berharap ada solusi dari pemerintah supaya harga kacang kedelai bisa lebih terkendali.

"Sebelumnya kita bisa mempekerjakan 6 karyawan, dan hingga saat ini hanya bisa maksimal dua orang saja. Ya mau bagaimana lagi. Meraup keuntungannya susah," ucap Zainal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement