Senin 21 Feb 2022 20:55 WIB

Survei: Warga DKI Jakarta Anggap Biasa Ancaman Omicron   

Survei untuk menakar kepedulian warga DKI Jakarta terhadap Omicron

Rep: Febrianto Adi Saputro / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Survei untuk menakar kepedulian warga DKI Jakarta terhadap Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Survei untuk menakar kepedulian warga DKI Jakarta terhadap Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menyatakan sebanyak 86,3 persen responden menyatakan mengetahui bahwa Omicron sudah menyebar di Indonesia.

Sementara itu, terungkap temuan bahwa dari mereka yang tahu, jika dilakukan tabulasi silang diketahui sebanyak 42,4 persen warga DKI Jakarta menganggap ancaman covid-19 varian Omicron biasa saja.  

Baca Juga

"Secara umum khawatir tertular Omicron ini, barangkali warga DKI yang cukup tinggi mereka merasa biasa saja," kata Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia secara daring, Rizka Halida, Ahad (20/2/2022). 

Rizka mengatakan hanya 50,4 persen warga DKI yang menyatakan sangat khawatir terhadap penyebaran Omicron. Kemudian 7,3 persen lainnya menyatakan tidak khawatir.  

 

Kendati demikian mayoritas publik masih khawatir dengan penyebaran Omicron. Diketahui dari 626 responden, sebanyak 25,8 persen responden sangat khawatir dengan penyebaran covid-19. 

Sebanyak 41 persen responden lainnya cukup khawatir dan 28,5 persen lainnya biasa saja. Hanya 2,2 persen responden yang tidak khawatir, dan 1,7 persen responden tidak khawatir sama sekali. 

"Artinya ada sekitar 66,8 persen yang khawatir dari mereka yang tahu atau setara dengan 57,6 persen dari total populasi warga yang cenderung khawatir dirinya tertular Omicron ini," ucapnya.  

Untuk diketahui survei dilakukan secara daring pada 15 Januari 2022-17 Februari 2022. Kriteria responden berusia 17 tahun ke atas dan memiliki smartphone. 

Survei diikuti sebanyak 626 responden dengan toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Proses survei tersebut terdiri dari empat tahapan, yaitu random recruitment, pemberian kode akses unik, screening, dan web interviewing.     

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement