Senin 21 Feb 2022 15:21 WIB

Fadli Zon Sentil Wayang Gus Miftah: Apakah Kita Harus Tertawa Puas?

Pergelaran wayang menampilkan lakon mirip Ustadz Khalid Basalamah.

Karakter wayang yang mirip dengan sosok Ustadz Khalid Basalamah (kiri) muncul di pertunjukan wayang yang digelar Gus Miftah di Ponpes Ora Aji. Dalang Ki Warseno memainkan adegan
Foto: Tangkapan layar
Karakter wayang yang mirip dengan sosok Ustadz Khalid Basalamah (kiri) muncul di pertunjukan wayang yang digelar Gus Miftah di Ponpes Ora Aji. Dalang Ki Warseno memainkan adegan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pementasan wayang yang digelar Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji, Jumat (18/2/2022), memicu perbincangan hangat warganet. Pergelaran wayang yang dipimpin Dalang Ki Warseno memainkan sebuah wayang yang penggambarannya mirip sosok Ustadz Khalid Basalamah.

"Apa kita harus tertawa puas melihat adegan ini? Harusnya tunjukkan bahwa budaya itu merangkul, menyatukan,  menyelaraskan bukan memupuk dendam n memecah belah," ujar politikus Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapi pamentasan tersebut lewat kicauan di Twitter, Senin (21/2/2022).

Baca Juga

Salah satu adegan yang cukup kontroversial yakni saat dalang memukul wayang mirip wajah Ustaz Khalid dengan lakon wayang lain. "Cangkemmu cangkemmu opo cok. Kalau kamu tidak suka wayang tidak usah banyak bicara. Kamu mau jadi apa?" katanya.

Tidak cukup sampai di situ, sang dalang akhirnya  berdiri dan berteriak untuk membanting wayang bergambar mirip Ustaz Khalid.

Sementara itu, Miftah Maulana Habiburahman nama lengkap Gus Miftah berpesan, jika masalah budaya dan agama harus dibedakan. Dia menyebut, budaya dan agama itu bisa berjalan selaras beriringan. "Contohnya yang namanya menutup aurat itu perintah agama, tapi caranya menutup itu budaya maka orang Arab punya budaya menutup aurat dengan cara menggunakan jubah, lha jubah itu budayanya orang Arab. Apakah orang Yogya Klaten itu harus meniru budaya jubahnya orang Arab? Boleh memakai, boleh tidak," kata Gus Miftah dikutip Republika.co.id, di Jakarta, Senin (21/2/2022).

Dia pun berpesan warga Indonesia boleh memakai jubah, tapi sebaiknya untuk Jumatan atau ke masjid. "Jangan keseharian pakai jubah seperti orang Arab. Lha pekerjaannya mengeruk pasir di kali kok pakai jubah. Pekerjaannya orang Kulonprogo ambil kelapa kok pakai jubah ya bluluknya bertambah dua. Menarik becak pakai jubah, bisa salah tarik rem," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement