REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mayoritas pedagang tahu tempe di Pasar Slipi, Pal Merah, Jakarta Barat menghentikan penjualan. Mereka berhenti berjualan karena pasokan kedua komoditas itu dari para perajin juga terhenti. Para perajin tahu tempe sedang melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes dari melonjaknya harga bahan baku.
"Dampak aksi ini estimasinya ada lima sampai tujuh pedagang yang tidak menjual tahu tempe. Dalam situasi normal, yang aktif jualan biasanya ada 10 lapak di Pasar Slipi," kata Kepala Pasar Slipi Hendra Silalahi, saat ditemui di Jakarta, Senin (21/2/2022).
Hendra mengatakan sebagian kecil pedagang tahu dan tempe yang masih beroperasi tapi hanya menjual stok yang disimpan sejak kemarin (20/2/2022). Stok tersebut pun diperkirakan tidak akan bertahan lama lantaran para pedagang tidak akan mendapat suplai hingga Rabu (23/2/2022).
Hendra pun mengimbau para pedagang untuk tidak menahan dan meninggikan harga jual stok tahu yang ada agar tidak menyulitkan perekonomian warga. "Para pedagang, kalau mendapat suplai tempe tahu untuk segera berjualan agar roda perekonomian dapat berputar dan aktivitas berjualan tetap berlangsung dengan baik," tegasnya.
Hendra juga mengantisipasi adanya pemeriksaan oleh kelompok produsen tahu di beberapa pasar selama aksi ini berlangsung. "Kami sudah koordinasi dengan Babinsa setempat dan Polsek. Kami juga berkoordinasi agar menjaga keamanan di Pasar Slipi," kata dia.
Sebelumnya, mogoknya para produsen tahu tempe ini merupakan buntut dari melonjaknya harga kacang kedelai dalam beberapa waktu terakhir. Para pedagang kacang kedelai pun sempat mengeluh naiknya harga dari distributor. Namun, belum diketahui penyebab pasti kenaikan harga kacang kedelai tersebut.