Ahad 20 Feb 2022 18:55 WIB

Survei: 61,5 Persen Responden Setuju Pemberian Vaksin Booster

Kendati demikian, masyarakat yang tidak setuju juga cenderung cukup banyak

Rep: febrianto adi saputro/ Red: Hiru Muhammad
Siswa SD MI Sananul Ula Daraman mengikuti vaksin Covid-19 ke-2 anak di Kalurahan Srimartani, Bantul, Yogyakarta, Ahad (13/2/2022). Sebanyak 1.500 dosis vaksin Covid-19 Sinovac disiapkan untuk vaksin ke-2 anak dan dewasa oleh Yayasan Indonesia Untuk Semua dan BIN DIY. Pemda DIY kembali menggencarkan vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 dan vaksin Covid-19 booster ditengah naiknya kasus Covid-19 varian Omicron.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Siswa SD MI Sananul Ula Daraman mengikuti vaksin Covid-19 ke-2 anak di Kalurahan Srimartani, Bantul, Yogyakarta, Ahad (13/2/2022). Sebanyak 1.500 dosis vaksin Covid-19 Sinovac disiapkan untuk vaksin ke-2 anak dan dewasa oleh Yayasan Indonesia Untuk Semua dan BIN DIY. Pemda DIY kembali menggencarkan vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 dan vaksin Covid-19 booster ditengah naiknya kasus Covid-19 varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mayoritas publik ternyata setuju dengan program vaksin booster Covid-19. Berdasarkan hasil survei terbaru yang dirilis Indikator Politik Indonesia, sebanyak 61,5 persen setuju dan sangat setuju terkait program vaksin booster Covid-19.

"Mayoritas menjawab setuju 50,7 persen. Jika dijumlahkan yang menjawab sangat setuju 10,8 persen maka mayoritas 61,5 persen cenderung setuju dengan vaksin booster ini," kata Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida, secara daring, Ahad (20/2). 

Baca Juga

Kendati demikian, Rizka menilai masyarakat yang tidak setuju juga cenderung cukup banyak. Sebanyak 6,4 persen responden sangat tidak setuju dengan pemberian vaksin booster. Sebanyak 25,8 persen responden juga tidak setuju dengan program tersebut."Jadi cukup banyak juga yang tidak setuju tapi mayoritas setuju dengan program vaksin booster ketiga ini," ucapnya.

Rizka membandingkan dengan hasil survei tatap muka pada Desember 2021 lalu. Ketika itu 54,8 persen responden diketahui tidak setuju dengan kebijakan vaksin booster. Sedangkan yang setuju di angka 41,7 persen. 

"Di survei online kali ini terjadi perubahan, yang tidak atau sangat tidak setuju 32,2 persen, sementara yang setuju atau sangat setuju ada 61,5 persen, ini peningkatan yang signifikan," jelasnya. 

Survei diikuti sebanyak 626 responden dengan toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Proses survei tersebut terdiri dari empat tahapan, yaitu random recruitment, pemberian kode akses unik, screening, dan web interviewing. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement