REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Pangan Sumatra Utara dilaporkan telah menemukan penimbunan 1,1 juta kilogram minyak goreng kemasan yang menumpuk di gudang. Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi menduga ada pemain di belakangnya.
"Di tengah kesulitan masyarakat saat ini, masih ada saja oknum-oknum yang cari kesempatan. Kuat dugaan saya, di balik kelangkaan minyak goreng belakangan ini pasti ada pemain di belakangnya," ujar Edy lewat akun Twitter mengomentari berita berjudul "Satgas Pangan Sumut Temukan 1,1 Juta Kg Minyak Goreng Kemasan Menumpuk di Gudang", Jumat (18/2/2022) malam.
Edy pun mengingatkan agar jangan ada pihak yang coba-coba bermain di atas penderitaan rakyat. Apalagi di tengah kondisi pandemi seperti sekarang.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengingatkan para pelaku usaha untuk tidak melakukan penimbunan minyak goreng di tengah kebijakan harga eceran tertinggi (HET) yang mulai berlaku di tingkat konsumen. Ia memastikan akan menindak para oknum secara tegas. "Saya berjanji akan menindak keras para pelau usaha nakal yang menimbun minyak goreng," kata Lutfi melalui akun Instagram-nya, Kamis (17/2/2022).
Lutfi mengatakan, per hari ini, pihaknya bersama segenap jajaran Kementerian Perdagangan telah turun ke seluruh provinsi di Indonesia. "Dan, akan bekerja 24 jam demi memastikan ketersediaan minyak goreng bagi masyarakat," katanya.
Pada Kamis (17/2/2022), Lutfi mulai melakukan pengecekan langsung ketersediaan minyak goreng dan bahan pokok di Makassar, Sulawesi Selatan. Selain di pasar, pihaknya turut mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di tingkat distributor.
Sebagaimana diketahui, masyarakat masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng murah sesuai HET. Di mana, minyak goreng curah dihargai Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, serta kemasan premium Rp 14 ribu per liter.