REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video viral di media sosial (medsos) tentang Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dulunya dikuasai orang tarbiyah. Dalam video tersebut, narasi yang dibacakan seorang perempuan berjudul 'LPDP Bukan Lagi Buat Tarbiyah'.
Direktur Utama LPDP, Andin Hadiyanto menjelaskan jika video yang beredar tidak dikeluarkan oleh lembaga yang dipimpinnya. "LPDP tidak pernah keluarkan video tersebut," ucap Andin saat dikonfirmasi Republika di Jakarta, Sabtu (19/2/2022).
Imam Masjid Islamic Center of New York, Shamsi Ali termasuk yang mengecam beredarnya video tersebut, karena bisa menimbulkan kesalahpahaman. "Ada yang bisa klarifikasi tentang LPDP ini? Setahu saya program ini terbuka tanpa ada sekat….video ini bisa misleading!" ucapnya lewat akun Twitter, @ShamsiAli2.
Dalam narasinya di video, perempuan tersebut menjelaskan jika LPDP ditujukan bagi kaum muda pintar yang dikirim untuk kuliah di kampus terbaik di dunia. LPDP yang berada di bawah Kementerian Keuangan mengelola dana abadi sekitar Rp 70 triliun. Adapun negara per tahun mengeluarkan dana sekitar Rp 2-3 triliun untuk beasiswa mahasiswa yang kuliah di universitas top dunia.
"Masalahnya di masa lalu, kabarnya pengelola LPDB dikuasai kaum tarbiyah. Itu tuh mereka yang apa-apa agama, apa-apa agama, jadi banyak yang dikirim bukan siswa terbaik, tapi yang dianggap soleh dan beriman. Bias agamanya kentara banget. Ya banyak yang jeblok lah," kata sang perempuan membacakan narasi dengan latar belakang foto Aksi 212 di Monas.
"Sekarang pola itu diubah, Direktur LPDP saat ini, Dwi Larso menyatakan, penerima LPDB harus memperjuangkan toleransi beragama. Mudah-mudahan LPDB bisa melahirkan generasi muda Indonesia terbaik. LPDB untuk semua bukan untuk satu golongan saja," ujar narasi dalam video tersebut.
Ada yang bisa klarifikasi tentang LPDP ini? Setahu saya program ini terbuka tanpa ada sekat….video ini bisa misleading! pic.twitter.com/grtaq4Oay1
— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) February 18, 2022
yang