Kamis 17 Feb 2022 23:28 WIB

Sambut Ramadhan, Bandung Akan Luncurkan Zona Kuliner Halal

Zona kuliner halal akan jadi batu loncatan Bandung wujudkan program wisata halal

Rep: Dea alvi soraya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung melihat produk kuliner yang dipasarkan di Pusat Kerajinan dan Kuliner Jawa Barat (Kerabat) Store, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) merencanakan peluncuran zona kuliner halal untuk mendongkrak geliat perekonomian dan pariwisata Kota Bandung yang sempat lumpuh akibat pandemi.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pengunjung melihat produk kuliner yang dipasarkan di Pusat Kerajinan dan Kuliner Jawa Barat (Kerabat) Store, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) merencanakan peluncuran zona kuliner halal untuk mendongkrak geliat perekonomian dan pariwisata Kota Bandung yang sempat lumpuh akibat pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) merencanakan peluncuran zona kuliner halal untuk mendongkrak geliat perekonomian dan pariwisata Kota Bandung yang sempat lumpuh akibat pandemi. Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, inisiasi pembentukan wisata halal sejatinya bukan hal baru, mengingat ini telah diwacanakan beberapa tahun sebelumnya. 

Destinasi kuliner yang mengusung slogan Halal, Aman dan Sehat ini menurut Yana dapat menjadi batu loncatan sebelum melangkah ke program wisata halal. "Pascacovid-19 ini kita bisa memulihkan perekonomian dengan cepat. Salah satunya dengan zona halal. Bisa dimulai dari kuliner halal dulu," ujar Yana saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis (17/2/2022). 

Yana menjelaskan, melalui program ini, Pedagang Kaki Lima (PKL) binaan pemerintah kota Bandung akan dilatih untuk dapat menjadi pilot project. Para PKL, kata dia, akan diarahkan untuk mengikuti pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) demi membangun kepahaman pedagang dalam memproduksi makanan halal. 

Zona halal ini, kata Yana, bukan hanya proyek pemerintah Kota Bandung, melainkan nasional, sehingga nantinya diprediksikan akan ada banyak kolaborasi antara pemerintah kota dengan kementerian terkait, kata Yana. Melalui proyek ini, dia berharap akan semakin banyak masyarakat yang merasa aman dan nyaman dalam mengonsumsi makanan yang dijajakan di zona ini, merujuk pada jaminan halal yang bukan hanya sekedar kehalalan bahan baku tapi juga proses pengolahan hingga pengemasan. 

“Karena konsepnya itu halal, aman dan sehat. Jadi nanti akan kita arahkan ke pihak terkait, halal nya kemana, aman nya kemana, sehatnya kemana. Dan seluruhnya dari pusat,” ujarnya. 

“Kita juga memang belum berani melibatkan banyak PKL karena proses pelatihannya tidak sebentar,” sambungnya. 

Dia berharap zona halal ini dapat segera rampung dan meramaikan kemeriahan Ramadhan, yang akan datang kurang dari dua bulan lagi. Yana juga berharap, melalui zona halal ini, geliat perekonomian akan semakin melonjak dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi makanan halal juga semakin meningkat. 

“Mudah-mudahan Ramadhan sudah bisa beroperasi. Mudah mudahan, kalau ada tamu dari luar, zona itu juga bisa menjadi tujuan kuliner halal yang bisa direkomendasikan,” sambungnya. 

Terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level tiga yang diberlakukan di Kota Bandung akibat lonjakan kasus harian akibat Covid-19, Yana memastikan zona halal ini dapat tetap dibuka. “Dalam aturan Kemendagri itu justru ada pelonggaran di PPKM level tiga, yang awalnya 20 persen jadi 50 persen, berarti ini mendorong pemulihan ekonomi. Mudah-mudahan itu juga bisa mengakselerasi teman teman UMKM,” ujarnya. 

Untuk lokasi zona halal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, kawasan Tamansari tepatnya area Gelap Nyawang akan menjadi zona wisata halal yang terintegrasi. "Gelap Nyawang jadi vocal point karena di sekitarnya banyak sekali potensi wisata yang bisa jadi jalur wisata. Selain itu, dekat juga dengan Masjid Salman ITB, dan beberapa tempat belanja lainnya," tutur Kenny. 

Menurutnya, beberapa kriteria yang menjadikan sebuah lokasi bisa dipilih sebagai zona wisata halal adalah dekat dengan tempat ibadah, wisata, tempat pendidikan, area belanja, dan rumah sakit, dan semua poin ini terdapat di Tamansari, tambahnya. Kenny menyampaikan, sejatinya, konsep wisata halal Kota Bandung sudah mendapatkan persetujuan dan MoU bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkraf) pada tahun 2019. 

"Tim penyusunan mengenai konsep wisata halal Kota Bandung ini sudah ada Surat Keputusannya(SK), didukung oleh Kemenparkraf. Bahkan, pada 2019 kemarin, kami juga telah menandatangani MoU wisata halal bersama Kemenparkraf," imbuhnya. 

Menanggapi inisiasi ini, Direktur KNEKS, Putu Rahwidhiyasa sepakat untuk membangun citra wisata halal yang ramah dan bisa memenuhi kebutuhan wisatawan. "Kita juga berharap, zona ini bukan jadi yang ekslusif kesannya. Tapi, ingin agar halal life style itu memang menjadi kebutuhan bersama, bukan hanya muslim," kata Putu. 

Putu juga memaparkan, zona kuliner halal dan sehat sudah terimplementasi di beberapa titik, seperti yang ada di Jalan Rasuna, Jakarta. "Selain itu, lokasi yang saat ini sedang dalam tahap implementasi wisata halal ada di Pantai Losari di Lego-Lego, Sulawesi Selatan. Semoga di Bandung juga bisa terimplementasi dengan baik sesuai dengan arahan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement