Kamis 17 Feb 2022 13:30 WIB

Pengrajin Tahu dan Tempe Bersiap Mogok Produksi (Lagi)

Harga kedelai impor saat ini dinilai sangat mahal oleh pengrajin tahu dan tempe.

Pekerja membuat tempe di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten, Rabu (12/1/2022). Pengusaha tahu tempe mengeluhkan harga kedelai yang kembali melonjak naik sejak seminggu terakhir dari Rp10.250 menjadi Rp10.750 per kilogram karena makin menyulitkan upaya mereka untuk bangkit di masa pandemi.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Pekerja membuat tempe di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten, Rabu (12/1/2022). Pengusaha tahu tempe mengeluhkan harga kedelai yang kembali melonjak naik sejak seminggu terakhir dari Rp10.250 menjadi Rp10.750 per kilogram karena makin menyulitkan upaya mereka untuk bangkit di masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bowo Pribadi, Shabrina Zakaria, Deddy Darmawan Nasution

Para pengrajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jawa Tengah memutuskan untuk menghentikan produksi akibat dari mahalnya harga kedelai. Rencananya, aksi mogor produksi akan berlangsung selama empat hari, mulai 21 sampai 23 Februari 2022.

Baca Juga

"Saat ini kenaikan harga kedelai semakin tak terkendali, anggota kami sepakat mogok produksi dalam merespons kondisi ini," tegas Ketua Puskopti Jawa Tengah, Sutrisno Supriantoro di Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (16/2/2022).

Menurut Sutrisno, harga komoditas kedelai saat ini semakin memberatkan  para pengrajin. Puskopti meminta Pemerintah turun tangan agar malasah harga kedelai ini tidak berlarut- larut.

"Saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp 10.500 hingga Rp 11.000 per kilogram, sehingga untuk harga tahu tempe disesuaikan menjadi Rp 53.700 per papan atau kisaran Rp 20.000 per drum," jelasnya.

Namun jika diteruskan, strategi penyesuaian harga ini pada akhirnya juga akan memberatkan para pengrajin tahu dan tempe. Sehingga, anggota Puskopti merespons situasi ini dengan menghentikan produksi.

"Kami juga meminta maaf kepada masyarakat atas keputusan mogok produksi ini. Ini merupakan langkah yang harus kami ambil, karena harga kedelai kenaikannya kian memberatkan," kata Sutrisno.

Aksi mogok produksi juga direncanakan oleh sejumlah pengrajin tahu di Bogor. Rencana mogok massal akan digelar pekan depan menyusul tingginya harga kedelai yang menyentuh angka Rp 11.600 per kilogram.

“Tujuan mogok untuk menekan lajunya harga kedelai. Surat edaran resminya belum disebar ke anggota, mungkin hari ini atau lusa karena gabungan dari beberapa organisais,” kata Sekjen Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI), Musodik, kepada Republika, Senin (14/2/2022).

Sodik mengatakan, 25 produsen tahu yang tergabung dalam SPTI tersebar di daerah Parung, Jasinga, Cibinong, dan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Para produsen tahu tersebut, termasuk Musodik, saat ini biasa membeli kedelai bahan baku tahu seharga Rp 11.200 hingga Rp 11.600 per kilogram.

Padahal, kata dia, pada Januari tahun lalu, harga kedelai berada di kisaran angka Rp 9.000 hingga Rp 9.500 per kilogram. Harga tersebut meningkat sedikit demi sedikit setiap harinya hingga menyentuh angka Rp 11.600 per kilogram.

“Dan itu sudah memberatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama pengrajin tahu dan tempe. Seharusnya harga standardisasi kisaran Rp 9.000 sampai Rp 9.500 per kilogram, sekarang hampir setiap hari mengalami kenaikan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, meningkatnya harga bahan baku kedelai dinilai memberatkan para pengrajin tahu, lantaran para pengrajin tahu tidak meningkatkan harga tahu kepada para pedagang atau distributor. Para pengrajin juga tidak mengurangi ukuran tahu baik pada tahu putih, tahu kuning, maupun tahu pong goreng.

“Berdasarkan pertimbangan sepertinya tidak ada kenaikan (harga tahu). Terkecuali nanti kacang bisa mencapai angka Rp 12 ribu per kilogram, baru nanti kita buat penyesuaian harga baru,” tuturnya.

Dengan adanya mogok massal produksi tahu ini, Sodik berharap, ada kestabilan harga kedelai. Serta pendistribusian kedelai kembali ditangani oleh pemerintah.

Selain melakukan mogok produksi dan mogok dagang massal, Sodik mengatakan, seluruh pasar tradisional di wilayah Bogor juga akan dilakukan pengawasan. Oleh karena itu sejumlah organisasi tahu tempe se-Jabodetabek akan membuat surat edaran dengan tembusan ke pihak kepolisian mulai dari Polda Metro, Polres, Polresta, dan Polsek setempat.

“Untuk menjaga kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan di lapangan,” imbuhnya.

In Picture: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe Ancam Mogok

photo
Pekerja memproduksi tahu di pabrik tahu rumahan di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/2/2022). Perajin dan pedagang tahu tempe yang ada di Jabodetabek dan Jawa Barat rencananya akan melakukan mogok produksi dan dagang pada tanggal 21 hingga 23 Februari 2022, akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11.200 per kilogram. - (Antara/Muhammad Iqbal)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement