REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Ketua Satgas Percepatan Persebaran Vaksinasi Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kombes Pol Awan Hariyono menargetkan penuntasan vaksinasi dosis kedua di provinsi itu sudah harus mencapai 80 persen sebelum perhelatan MotoGP pada 18-20 Maret 2022.
"Tujuh hari sebelum event MotoGP itu kita sudah diberi target vaksin dosis kedua sudah harus 80 persen," ujar Awan saat Rapat Koordinasi Perkembangan Covid-19 yang di pimpin Gubernur dan Wakil Gubernur NTB di Kota Mataram, Selasa (15/2/2022).
Ia menyampaikan dari 10 kabupaten dan kota di NTB, baru tiga daerah yang capaian vaksinasi dosis kedua sangat baik. Yakni, Kota Mataram 81,50 persen atau 257.214 orang. Kabupaten Lombok Utara 86,66 persen atau 156.067 orang, dan Kabupaten Sumbawa Barat 79,14 persen atau 82.400 orang.
"Yang paling rendah ini Kabupaten Bima baru 24,71 persen atau 95.608 orang, Kota Bima 49,42 persen dan Dompu 43,56 persen," terangnya.
Sementara khusus untuk di Kabupaten Lombok Tengah sebagai lokasi Sirkuit Mandalika, kata Kabid Propam Polda NTB ini akan dilakukan percepatan. Bahkan pihaknya sudah menjadwalkan akan melakukan vaksinasi serentak mulai 28 Pebruari hingga 6 Maret 2022 mendatang.
"Lombok Tengah ini dosis keduanya 68,49 persen atau 525.809 orang, sedangkan dosis pertama sudah 90,88 persen," ujar Awan.
Sedangkan, Kabupaten Sumbawa sudah mencapai 60,01 persen, Kabupaten Lombok Barat 68,72 persen dan Kabupaten Lombok Timur 59,37 persen. Untuk mempercepat capaian vaksinasi ini, pihaknya akan mengerahkan seluru
kekuatan yang ada dari tingkat polres, polsek hingga para bhabinkamtibmas guna membantu percepatan vaksinasi dosis kedua.
"Begitu pula dosis ketiga jalan terus. Kami pun optimis ini bisa selesai, seminggu sebelum MotoGP," tegas Awan.
Kendati demikian, pihaknya berharap agar pemerintah kabupaten dan kota di NTB juga ikut menggenjot kembali hingga ke akar rumput. Untuk itu, ia menekankan, langkah yang dilakukan aparat dan pemerintah tersebut, semata-mata ingin menjaga warga tetap sehat dan terhindar dari penularan pandemi Covid-19.