REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Kementerian Pertanian RI menaruh harapan besar pada generasi milenial untuk menjawab tantangan di era industri 4.0. Tantangan pembangunan pertanian di Indonesia tak lepas dari pemanfaatan teknologi dan inovasi sektor pertanian.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meminta generasi muda dapat mengambil peranan dalam pembangunan pertanian.
"Generasi milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan melalui SMK-PP, politeknik atau pendidikan vokasi, akan terus berupaya menghasilkan SDM yang professional, berjiwa wirausaha, dan daya saing tinggi.
"Salah satu indikasi keberhasilan pendidikan vokasi Kementan adalah output atau alumninya dapat diserap oleh dunia usaha atau dunia industri atau DuDi," katanya.
Untuk itu, kata Dedi Nursyamsi, Kementan menerapkan Teaching Factory (TeFa) di mana model pembelajaran dalam suasana sesungguhnya (tempat kerja) dan bertujuan menumbuhkan kemampuan kewirausahaan peserta didik atau lulusan sesuai kebutuhan DuDi.
SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah naungan Kementan pun terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas lulusannya.
Salah satu upayanya adalah meningkatkan kualitas Teaching Factory (TeFa) karena melalui TeFa, peserta didik akan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai wirausaha dan memiliki kesiapan untuk terjun di dunia industri yang sebenarnya.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan hadirnya Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) pun turut mendukung kegiatan TeFa di SMK-PP Negeri Banjarbaru, kali ini menggelar pelatihan Smart Farming tentang smart green house.
"Pelatihan diikuti 16 peserta di antaranya delapan orang dari SMK-PP N Banjarbaru, dan delapan dari perwakilan BBPP Binuang di antaranya petani milenial dari P4S. Narasumber, kali ini mengundang instruktur dari Habibi Garden di Bandung, Jawa Barat.," kata Budi Santoso.
Pada pembukaan pelatihan, Wakasek Kurikulum SMK-PPN Banjarbaru, Airin Nurmarita mengatakan pelatihan memberi kesempatan pada peserta memanfaatkan dan mengaplikasikan langsung smart farming terkait smart green house.
"Baik di green house atau pun lapangan, dapat diaplikasikan, khususnya di SMK-PP N Banjarbaru,” katanya mewakili Budi Santoso.
Dia menambahkan kegiatan pelatihan menyediakan peralatan, bukan hanya untuk diaplikasikan tapi juga mampu melakukan melakukan pemeliharaan, artinya mendapat pengetahuan dan ketrampilan bagaimana merawat dan menjaga peralatan secara optimal baik di SMK-PP N Banjarbaru dan di P4S.
Pemilihan pelatihan smart farming mengacu arahan Mentan Syahrul tentang smart farming, sistem pertanian berbasis teknologi yang bisa membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas.
"ToT smart farming adalah upaya menembus langit. ToT tidak boleh gagal, karena memperlihatkan perubahan paradigma dan transformasi pertanian dari cara-cara tradisional ke modern,” kata Mentan.
Materi pelatihan antara lain pengenalan smart dan precision farming, survei lahan dan pemetaan, desain lahan untuk smart farming, standar operasional prosedur (SOP), threshold sensor budidaya, aktifitas budidaya, kalender budidaya, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, heatmap kebun budidaya, heatmap kebun budidaya, sistem kerja kebun, budidaya, dan sistem smart farming.