REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo memperkirakan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia akan berlangsung akhir Februari 2022 hingga awal Maret 2022. Setelah itu, kasus Covid-19 di Indonesia secara perlahan akan turun.
"Puncak kasus Covid-19 di Indonesia diperkirakan hingga akhir Februari 2022 sampai awal Maret 2022. Kemudian segera turun," ujar Windhu saat mengisi konferensi virtual bertema 'Omicron Jadi Trend Dunia Ancam Indonesia, ke Mana Delta dan Varian Lainnya', Jumat (11/2/2022).
Prediksi Windhu bukan tanpa alasan. Ia mempelajari data dari banyak negara yang menunjukkan varian Omicron sangat cepat menular dan transmisinya sangat tinggi. Kasusnya naik secara tajam bahkan puncaknya bisa melebihi Covid-19 varian delta. Ia menambahkan, kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron bisa 2, 3, hingga 4 kali lipat atau lebih dari puncak delta.
Terkait kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron, Windhu mengakui cukup bervariasi. Namun, puncak kasus Covid-19 varian Omicron maksimum sekitar 65 hari. Ia mencontohkan kenaikan kasus Covid-19 Omicron di Amerika Serikat (AS) tidak sampai 65 hari. Kemudian di India, sekitar 30 hari, Inggris 37 hari, hingga Afrika Selatan 42 hari.
Artinya, rata-rata kasus Covid-19 varian ini ketika mulai naik sampai puncak membutuhkan waktu sekitar 65 hari. Sementara di Indonesia yang juga didominasi varian Omicron jika dihitung mulai naiknya kasus Covid-19 hingga saat ini sudah berjalan selama 42 hari.
"Kalau kita mengambil (kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron) yang paling panjang 65 hari. Maka (puncak kasus Covid-19 di Indonesia) kurang lebih perkiraannya paling lama 25 hari lagi atau hingga awal Maret 2022. Tetapi ini bisa lebih cepat," katanya.
Windhu mengaku melihat tanda-tanda penurunan kasus Covid-19 mulai terjadi di beberapa daerah. Misalnya jumlah kasus Covid-19 di DKI Jakarta begitu cepat dan mendekati puncak, setelah itu kasusnya perlahan turun.