Sabtu 12 Feb 2022 02:05 WIB

Nelayan Kupang Kembali Melaut Setelah Parkir Dua Bulan Akibat Cuaca Buruk

Nelayan di Kupang sempat berhenti melaut karena gelombang tinggi dan angin kencang

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Nelayan Larantuka saat akan memancing ikan Cakalang di perairan Flores, NTT. Nelayan di Kupang sempat berhenti melaut karena gelombang tinggi dan angin kencang. Ilustrasi.
Foto: Prayogi/Republika
Nelayan Larantuka saat akan memancing ikan Cakalang di perairan Flores, NTT. Nelayan di Kupang sempat berhenti melaut karena gelombang tinggi dan angin kencang. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur melaporkan para nelayan di daerah itu sudah kembali melaut setelah sekitar dua bulan memarkirkapal akibat cuaca buruk.

"Ada sekitar 10 kapal nelayan hand line dan pancing rawe yang sudah ke lokasi memancing setelah sejak Desember 2021 parkir akibat cuaca buruk," kata Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi HNSI Kota Kupang Abdul Wahab Sidin ketika dihubungi di Kupang, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga

Sebelumnya para nelayan di Kupang benhenti melaut sementara akibat cuaca buruk berupa di perairan berupa gelombang tinggi dan angin kencang. Wahab Sidin menjelaskan hanya beberapa kapal nelayan baru keluar melaut, sementara sebagian besar belum memutuskan untuk kembali melaut. "Banyak juga nelayan yang masih pulang kampung dan belum kembali ke Kupang," jelasnya.

Menurutnya, cuaca buruk terjadi setiap tahun dan cukup menyulitkan para nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka akibat tidak adanya sumber penghasilan. "Nelayan akhirnya memilih kerja serabutan saja jadi tukang bangunan, buruh, kernet angkutan, dan lainnya untuk bertahan hidup," katanya.

Wahab Sidin mengatakan di sisi lain, kondisi tersebut juga berdampak pada mahalnya harga ikan di pasaran karena pasokan ikan berkurang signifikan. Saat ini para nelayan sudah mulai melaut meskipun belum semuanya sehingga diharapkan pasokan ikan ke pasaran segera lancar kembali dengan harga yang normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement