Jumat 11 Feb 2022 03:41 WIB

Diplomasi Vaksin Masih Jadi Prioritas Bagi Indonesia

Diplomasi vaksin untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri baik vaksin maupun booster

Rep: ferginadirabach/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Rapat tersebut membahas perkembangan diplomasi vaksin COVID-19 guna program vaksinasi nasional, kebijakan pelindungan WNI di luar negeri dalam menghadapi gelombang kedua COVID-19 dan kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap perkembangan di dunia.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Rapat tersebut membahas perkembangan diplomasi vaksin COVID-19 guna program vaksinasi nasional, kebijakan pelindungan WNI di luar negeri dalam menghadapi gelombang kedua COVID-19 dan kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap perkembangan di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia masih memprioritaskan diplomasi vaksin pada saat ini di masa pandemi. Hal ini guna memenuhi target yang diberikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam memvaksinasi dosis lengkap (dua dosis) bagi 70 persen populasi setiap negara di dunia pada pertengahan 2022.

"Kementerian Luar Negeri RI dan lembaga terkait terus melaksanakan diplomasi vaksin untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri baik vaksin maupun booster dan diplomasi vaksin masih menjadi prioritas terutama dalam mencapai target WHO," ujar Sekretaris Bidang Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) Kementerian Luar Negeri RI, Lintang Paramitasari dalam pertemuan media pekanan secara virtual, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga

Dukungan vaksin Covid-19 pun masih mengalir ke Indonesia dari berbagai skema pengiriman. Baik dari kerja sama bilateral Indonesia dengan sejumlah negara sahabat sampai bantuan dosis vaksin covid melalui skema kerja sama multilateral seperti COVAX.

Mita mencatat pada pekan pertama Februari atau periode 1-9 Februari 2022, Indonesia kembali menerima kedatangan dosis vaksin AstraZeneca dalam jumlah total 2,7 juta dosis vaksin. Ini diperoleh dari dukungan bilateral dari Pemerintah Australia.

"Maka dengan penambahan kedatangan tersebut total penerimaan vaksin hingga 10 Februari sejumlah 500.051.085 dosis vaksin," tuturnya.

Dia mengatakan, jumlah ini diharapkan dapat memenuhi sekitar 92 persen dari total kebutuhan vaksin dua dosis bagi populasi Indonesia. Selain itu, dari COVAX Facility, Indonesia masih mengharapkan kedatangan vaksin sepanjang 2022. "Dari COVAX facility sendiri, saat ini kami masih harapkan kedatangan 14.368.645 dosis vaksin sepanjang 2022," Ungkap Mita.

Pemerintah Indonesia dalam hal ini juga tengah berada dalam pembahasan dengan beberapa negara sahabat, khususnya dari kawasan Eropa. Negara-negara di kawasan tersebut berencana menyampaikan dukungan vaksin."Kami mengapresiasi pemerintah dari negara sahabat yang telah memberikan dukungan vaksin, RI pada prinsipnya menyambut baik dukungan vaksin dari negara sahabat dan dukungan ini akan diterima sejalan dengan kapasitas dan laju vaksinasi di RI," katanya.

Mengutip data Kementerian Kesehatan, Indonesia memiliki sasaran vaksinasi sebanyak 208,2 juta penduduk. Hingga Kamis, sebanyak 64,35 persen dari target vaksinasi sudah menerima vaksinasi dosis lengkap atau dua dosis. Sedangkan yang menerima dosis penguat (booster) masih 3,11 persen.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement